Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lembaga Pengelola Investasi RI Bakal Mirip yang Dibentuk Rusia?

Kompas.com - 02/12/2020, 12:08 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah tengah membentuk Lembaga Pengelola Investasi (LPI) sebagai pengelola dana abadi unutk menarik investasi asing masuk ke dalam negeri.

Aturan mengenai LPI sendiri telah dituangkan dalam Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kemenkeu Isa Rachmatarwata menjelaskan, nantinya LPI di Indonesia akan memiliki kemiripan dengan lembaga serupa yang ada di Rusia, yakni Russian Direct Investment Fund (RDIF).

Baca juga: Lembaga Pengelola Investasi Segera Dibentuk, Seleksi Dewan Pengawas akan Dilakukan

"Ini yang kira-kira nanti lebih mirip dengan apa yang kita bikin, karena tujuannya mendatangkan investasi di dalam negeri untuk diinvestasikan di berbagai proyek dalam negeri," jelas Isa dalam acara diskusi virtual, Selasa (2/12/2020).

Dia menjelaskan, RDIF kini mengelola dana sebesar 10 miliar dollar AS dan meduduki posisi nomor 41 dari segini nilai dana kelolaan. Meski dana kelolaan belum besar, namun RDIF sudah bisa menarik investasi langsung atau foreign direct investment (FDI) sebesar 40 miliar dollar AS.

Isa pun mengatakan, dalam proses pembentukan LPI pemerintah tidak hanya belajar dari satu praktik lembaga pengelola investasi saja.

"Kita belajar dari banyak SWF (sovereign wealth fund), walau akhirnya tidak semua applicable di Indonesia, tapi banyak mengambil yang baik dari sana, karena kita ingin menciptakan SWF yang berkelas dunia, berstandar internasional terutama untuk governancenya," jelas dia.

Selain RDIF, Isa juga mencontohkan beberapa lembaga investasi lain, seperti Norges Bank dari Norwegia, serta Khazanah Nasional dari Malaysia.

Baca juga: Lembaga Pengelola Investasi Ditargetkan Beroperasi Januari 2021

Khazanah Nasional saat ini mengelola sebesar 42 miliar dollar AS yang berasal dari kekayaan pemerintah Malaysia, sementara Norges Bank merupakan pengelola investasi dengan dana terbesar di dunia, yakni mencapai 1.099 miliar dollar AS.

"(Norges Bank) ini dibangun pemeirntah Norwegia untuk mengelola dana hasil penambangan minyak. Mereka menggunakan hasil produksi minyak untuk ditabung dan digandakan karena sadar betul minyak mereka tidak selamanya ada," jelas Isa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Whats New
Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

BrandzView
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Whats New
Resmi Melantai di BEI, Saham Emiten Aspal SOLA Naik 30 Persen

Resmi Melantai di BEI, Saham Emiten Aspal SOLA Naik 30 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com