Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampai Kapan Tren Suku Bunga Rendah Berlangsung? Ini Jawaban Gubernur BI

Kompas.com - 07/12/2020, 10:17 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga sebanyak lima kali sepanjang 2020. Penurunan suku bunga itu mencapai level terendahnya sepanjang sejarah, yakni 3,75 persen.

Dalam beberapa kesempatan bank sentral mengatakan, tidak menutup kemungkinan tren suku bunga rendah ini akan berlanjut. BI akan melihat berbagai indikator utama setiap bulan dalam memutuskan kebijakan suku bunga ke depan.

Lalu, sampai kapan tren suku bunga rendah akan berlanjut?

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menegaskan, kebijakan suku bunga rendah akan berlanjut tergantung dari perkembangan inflasi. Pada 2020 ini, BI memperkirakan inflasi masih rendah, jauh di bawah 3 plus minus 1 persen.

"Suku bunga rendah akan kami lanjutkan sampai tanda-tanda inflasi mulai meningkat," kata Perry dalam webinar Outlook Ekonomi Moneter dan Keuangan Digital 2021, Senin (7/12/2020).

Baca juga: Turun Rp 1.000, Simak Rincian Harga Emas Antam 0,5 Gram hingga 1 Kg Terkini

Perry menyebut, tren suku bunga rendah ini akan berlanjut seiring dengan kebijakan likuiditas longgar untuk mendukung pertumbuhan kredit dan mendukung pemulihan dunia usaha.

Begitu pun kebijakan lain meliputi stabilisasi nilai tukar terhadap dollar AS dan stimulus moneter untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.

"Secara keseluruhan kami akan terus mengerahkan seluruh instrumen kebijakan BI untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional, sinergi koordinasi secara erat dengan pemerintah dan KSSK, serta melanjutkan stimulus moneter dan makroprudensial," ungkap Perry.

Lebih lanjut dia menyebut, prospek ekonomi positif tahun 2021 mendatang dapat ditempuh dengan dua sinergi, yaitu melalui peredaran vaksin untuk masyarakat dan disiplin protokol kesehatan yang masih harus diperketat.

Baca juga: IHSG Pagi Menghijau, Rupiah Masih Tertatih-tatih

Dua faktor itu perlu didorong oleh beberapa langkah, antara lain membuka sektor produktif yang aman dengan prioritas tertinggi pada sektor-sektor yang mendukung PDB dan ekspor tertinggi.

Pemerintah kata Perry, perlu mempercepat realisasi stimulus fiskal, mendorong kredit dunia usaha, melanjutkan stimulus, serta mendigitalisasi ekonomi dan keuangan.

Bank sentral sendiri mempercepat realisasi sistem pembayaran dan mendorong interlink antara bank digital dengan fintech melalui standar open API (application programming interface)  dalam rangka open banking.

"Ke depan (interlink akan dilakukan) melalui startup yang lebih banyak. Kami operasikan BI Fast sebagai infrastruktur pembayaran ritel sebagai pengganti sistem kliring nasional, ini akan kita implementasikan tahun depan. Kami akan reformasi aturan di sistem pembayaran yang lebih relevan dan agile," pungkasnya.

Baca juga: Benarkah Gaji PNS Pasti Naik Tahun Depan? Ini Penjelasan BKN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

Whats New
BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

Whats New
ADRO Raih Laba Bersih Rp 6,09 Triliun pada Kuartal I 2024

ADRO Raih Laba Bersih Rp 6,09 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Elnusa Bukukan Laba Bersih Rp 183 Miliar di Kuartal I-2024

Elnusa Bukukan Laba Bersih Rp 183 Miliar di Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com