Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerman Kembali Lockdown, Siap-siap Resesi Lagi?

Kompas.com - 15/12/2020, 09:04 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNN

LONDON, KOMPAS.com - Pemerintahan Jerman bersiap untuk kembali memberlakukan isolasi total secara nasional atau lockdown.  Hal itu dinilai akan membuat negara dengan perekonomian terbesar keempat di dunia tersebut berisiko kembali masuk ke dalam jurang resesi.

Dilansir dari CNN, Selasa (15/12/2020), hal ini menjadi peringatan bagi negara-negara seperti Amerika Serikat yang tengah berhadapan dengan lonjakan penularan virus corona (Covid-19) di tengah musim dingin.

Sebelumnya, Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan Jerman bakal kembali memberlakukan lockdown ketat mulai pekan ini dan akan berlanjut hingga periode libur Natal mendatang.

Baca juga: Tips Mengatur Keuangan Keluarga Muda di Kala Resesi

Toko-toko yang tidak menjual kebutuhan pokok serta sekolah akan ditutup mulai esok, Rabu (16/12/2020) waktu setempat, dan kumpul keluarga di kala Natal yang sebelumnya diizinkan untuk maksimal 10 orang kini hanya diizinkan untuk lima orang dari dua keluarga yang berbeda.

Pengumuman tersebut diterbitkan usai Jerman mencatat kasus penularan hingga 30.000 per hari dengan jumlah kematian mencapai 600 dalam 24 jam pada Jumat (11/12/2020).

Menteri Perekonomian Peter Altmaier mengatakan dalam sebuah wawancara, dirinya optimistis Jerman dapat terhindar dari resesi akibat langkah-langkah kebijakan stimulus yang dikeluarkan pemerintah. Pemerintah Jerman diberitakan akan memberikan subsidi kepada penduduk yang jam kerjanya dikurangi selama pandemi terjadi.

"Hal itu mungkin terjadi (terhindar dari resesi yang berlanjut), bila kita berperilaku bijak, untuk sekali lagi menjaga substansi perekonomian negara kita," ujar Altmaier.

Namun dia menekankan, hal itu sangat bergantung pada jalannya peristiwa pada beberapa waktu ke depan.

Dengan pembatasan yang kian ketat saat ini, para ekonom mengkhawatirkan resesi kembali terjadi.

"Jerman harus bersiap untuk resesi kedua," ujar Chief Economist Commerzbank Jörg Krämer.

"Setelah sempat menjadi salah satu cerita sukses penanganan Covid-19 di Eropa pada gelombang pertama, Jerman cukup kepayahan dalam beberapa pekan terakhir," ujar ekonom Deutrsche Bank Jim Reid dalam laporannya. Menurut dia, kebijakan isolasi total akan memberikan dampak pada kepercayaan konsumen, meski dampaknya bakal tak terlalu besar lantaran proses distribusi vaksin yang bakal mulai dilakukan.

Selain Jerman, beberapa negara lain juga dihadapkan pada peningkatan kasus Covid-19. Korea Selatan juga mulai mengeluarkan peringatan terkait peningkatan kasus penularan dan mungkin akan melakukan kebijakan jaga jarak lebih lanjut. Selain itu Walikota London juga meminta pemerintah untuk menutup sekolah selama masa liburan lantaran terjadi peningkatan penularan kasus di kota tersebut.

Sementara di Amerika Serikat, tenaga medis mulai bersiap melakukan distribusi vaksin dari Pfizer dan BioNtech. Namun demikian jumlah kasus infeksi dan perawatan di rumah sakit masih mengkhawatirkan. Jumlah kasus kematian di Negeri Paman Sam hampir menyentuh 300.000 kematian setelah sebelumnya mencapai rekor 200.000 di September lalu.

Baca juga: Bos LPS Sebut Indonesia Sudah Keluar dari Resesi, Kok Bisa?


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com