Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti: Tak Pandang Status Ekonomi, Anak Berusia 10-18 tahun Berpotensi Merokok di Usia Dini

Kompas.com - 23/12/2020, 20:08 WIB
Ade Miranti Karunia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi FEB Universitas Brawijaya Imanina Eka Dalilah mengungkapkan bahwa status perekonomian tidak menyurutkan perokok usia dini tidak membeli rokok.

Hal ini dibuktikan dari hasil survei mereka yang menunjukkan sekitar 47 persen masyarakat perokok usia dini berasal dari ekonomi kategori non-miskin. Dan 53 persen sisanya merupakan kondisi ekonomi berpendapatan rendah.

"Artinya, di sini status ekonomi untuk perokok usia dini tidak ada gap terlalu besar. Ini mengartikan, siapapun anak usia 10-18 tahun itu memiliki potensi untuk merokok di usia dini. Tidak berdasarkan status ekonominya," katanya pada webinar virtual, Rabu (23/12/2020).

Baca juga: Meski Ada Corona, Penerimaan Negara dari Cukai Rokok Justru Naik

"Hal ini juga mengindikasikan, bisa saja status ekonomi keluarga ataupun besaran uang yang dia miliki tidak ada pengaruhnya dengan merokok atau tidak merokok pada usia dini," sambung Ima.

Selanjutnya, dari hasil survei yang mereka lakukan kepada 900 responden yang tersebar di beberapa wilayah, yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Timur dan juga Jawa Tengah menyatakan, sebanyak 28 persen perokok usia dini mampu merokok sebanyak satu hingga dua batang per hari.

"Jika dibandingkan dengan perokok dewasa, lebih kecil ya dibandingkan usia 15-20 tahun. Anak-anak perokok usia dini ini lebih cenderung suka membeli rokok dalam bentuk eceran. Kalau bahasa istilahnya itu ketengan. Karena ini berkaitan dengan kemampuan finansial mereka," jelasnya.

Baca juga: Ditjen Bea Cukai: Rokok Ilegal dari Tahun ke Tahun Berhasil Ditekan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com