WFH tentunya memiliki kekurangan, seperti tidak dapat memonitor kinerja pekerja secara langsung dan sulit berkoordinasi dengan rekan kerja (Mangarondang, et al., 2020).
Dalam beberapa perusahaan, kelemahan-kelemahan dari WFH terlihat jelas, misalnya atasan menemukan pekerja yang sulit dihubungi dan banyak pekerja yang tidak disiplin mengisi presensi.
Contoh lainnya adalah kesulitan pekerja untuk membagi waktu bekerja dengan tanggung jawab di rumah, atau beberapa pekerja mengeluh akan koneksi internet di rumahnya tidak begitu stabil (Mangarondang, et al., 2020).
Hal ini tentunya sangat memengaruhi keterikatan kerja karyawan work engagement dan job performance.
Baca juga: Tidak Melulu Gaji Besar, Ini yang Dicari Milenial dalam Bekerja
Lantas, hal seperti apakah yang dapat membantu seorang karyawan merasa engage pada sebuah pekerjaan, terutama pada masa pandemi Covid-19 ini?
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mangarondang (2020) menyatakan bahwa dukungan organisasi dan perasaan bersyukur pada karyawan itu sendiri dapat membantu meningkatkan perasaan engage pada sebuah pekerjaan.
Pertanyaan selanjutnya adalah, dukungan yang seperti apa yang seharusnya diberikan oleh sebuah perusahaan untuk meningkatkan engagement pada karyawannya selama masa pandemi Covid-19 ini?
Kompensasi benefit seperti tunjangan hari raya, bonus, fasilitas medikal, dan transportasi bagi pekerja work from office atau WFO, akan memengaruhi karyawan memersepsikan bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap karyawannya.
Hal itu akan berdampak positif bagi karyawan dalam pembentukan keterikatan kerja atau engagement dalam bekerja (Mangarondang, et al., 2020).
Valery M Gibran
Mahasiswa S2 Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara
P Tommy YS Suyasa
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara
Meina Evelyn Mangarondang
Alumni Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara