BEIJING, KOMPAS.com - Biro Statistik Nasional China melaporkan pada tahun 2020 perekonomian Negeri Bambu tersebut tumbuh 2,3 persen di tengah tekanan pandemi virus corona (Covid-19).
Dilansir dari CNBC, Senin (18/1/2021) Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu tumbuh 6,5 persen pada kuartal IV (year on year/yoy).
Namun demikian, belanja konsumsi masih tertahan. Hal itu terlihat dari penjualan ritel yang mengalami kontraksi 3,9 persen pada tahun 2020. Sementara pada kuartal IV penjualan ritel tumbuh 4,6 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Di sisi lain, penjualan online untuk konsumsi rumah tangga tumbuh relatif tinggi, yakni mencapai 14,8 persen.
Baca juga: Beli Saham Pakai Utang? Simak Ini
Ekonom memperkirakan, China menjadi satu-satunya negara yang akan mencatatkan kinerja perekonomian positif tahun 2020 lalu. Mereka pun memproyeksi perekonomian China akan tumbuh di kisaran 2 persen.
Seperti diketahui, virus corona pertama kali muncul di salah satu kota di China, yakni Wuhan, pada tahun 2019 lalu. Dalam rangka mengendalikan persebaran virus, pemerintah China memutuskan untuk menutup lebih dari setengah bagian negara itu. Langkah tersebut menyebabkan ekonomi China mengalami kontraksi sangat dalam, yakni hingga 6,8 persen, pada kuartal I 2020.
Namun demikian, ekonomi China kembali mencatatkan kinerja positif di kuartal II. Ekonom sebelumnya memproyeksi pertumbuhan ekonomi China di kuartal IV bakal mencapai 6,1 persen. Angka tersebut lebih tinggi bila dibandingkan realisasi bulan sebelumnya yang sebesar 4,9 persen.
Baca juga: Tiga Jurus BUMN agar UMKM RI Tak Kalah dengan Malaysia dan Thailand
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.