Namun, menurut Deni, suku bunga acuan bank sentral, yakni BI-7DRRR nampaknya tidak akan berubah signifikan tahun ini sehingga risiko pasar terjaga.
Bank sentral dunia termasuk BI beberapa mengungkap akan mempertahankan suku bunga acuan di level rendah hingga muncul tanda-tanda kenaikan inflasi.
"Bunga 5,57 persen (ORI019) menurut saya masih menarik, karena kita dalam era suku bunga rendah yakni 3,75 persen. Bandingkan saja dengan yang ditawarkan ORI019 sebesar 5,57 persen," papar Deni.
3. Risiko Likuiditas
Karena bisa diperdagangkan di pasar sekunder setelah masa holding period berakhir, ORI019 bisa dibilang sebagai instrumen investasi yang relatif likuid.
"Kalau deposito, mencairkan sebelum masa deposito berakhir ada penalti. Tapi beda dengan (SBN ritel seri ORI019) ini. Setelah masa holding period, bisa dijual kapanpun," pungkas Deni.
Sebagai informasi, ORI019 bertenor 3 tahun dengan jatuh tempo tanggal 15 Februari 2024.
Baca juga: Pemerintah Terbitkan Instrumen ORI019, Ditawarkan Mulai Rp 1 Juta
Sementara itu, penetapan hasil penjualan berlangsung pada 22 Februari 2021 dan setelmen pada 24 Februari 2021.
Adapun bagi yang minat membeli, pembelian bisa dilakukan melalui 26 mitra distribusi pemerintah.
Apalagi ORI019 bisa dibeli minimal Rp 1 juta dan maksimal Rp 3 miliar, dengan pembayaran bunga setiap tanggal 15 tiap bulan yang dimulai pada 15 April 2021.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.