Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Tak Merasa Rugi, Pahami Dulu Beda Unitlink dengan Tabungan Bank

Kompas.com - 26/01/2021, 14:09 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belakangan beredar banyak nasabah perusahaan asuransi yang mengeluh karena agen asuransi menjual produk tidak sesuai kebutuhan.

Nasabah kerap merasa dibohongi karena ketika mengajukan klaim, nilainya menyusut jika dibanding dengan debit uang untuk membayar polis setiap bulan. Padahal, produk asuransi, khususnya unitlink, tentu berbeda dengan produk tabungan perbankan.

Adapun unitlink adalah asuransi dua kantong, yakni kantong untuk proteksi dan kantong investasi. Uang premi yang dibayarkan sebagian digunakan untuk membayar proteksi dan sebagian lagi ditempatkan untuk investasi.

Sayangnya, kesalahpahaman antara agen dengan nasabah sering kali terjadi. Lantas, bagaimana caranya nasabah tidak lagi dan salah kaprah dengan produk-produk semacam ini?

1. Pahami produk yang dibeli

Perencana keuangan Andi Nugroho meminta nasabah untuk memahami produk keuangan yang akan menjangkau kebutuhan finansialnya.

Pemahaman meliputi apa produk yang ditawarkan, apakah produk tabungan perbankan, produk asuransi tradisional, atau produk asuransi unitlink.

"Sebelum membeli produk tersebut ada baiknya bertanya kepada sales-nya, ini basis produknya apa? Apakah asuransi tradisional atau asuransi unitlink? Kalau memang itu berbasis unitlink dan produk cocok dengan kebutuhan, ya kita harus paham," kata Andi kepada Kompas.com, Selasa (26/1/2021).

Baca juga: Hypermart hingga Hyfresh Buka 23 Toko Online di Blibli

2. Minta penjelasan keuntungan dan risikonya

Setiap produk keuangan yang ditawarkan pasti ada keuntungan yang dibarengi dengan risiko.

Dalam asuransi unitlink misalnya, nilai investasi dalam produk tersebut biasanya tidak dijamin. Adapun yang dijamin hanya uang pertanggungan dari proteksi jiwa dan diri.

Nilai investasi yang tidak dijamin ini bisa saja anjlok atau justru meningkat, tergantung kondisi pasar. Saat pandemi Covid-19 datang misalnya, nilai investasinya mungkin anjlok karena suasana pasar finansial kurang kondusif.

"Ketika disebutkan (di awal penawaran) nilai investasinya bisa (mencapai) Rp 50 juta, tetapi saat masa krisis nilainya bisa saja anjlok cuma Rp 25 juta. Atau malah mungkin disebutkan di awal hanya Rp 25 juta, ketika kondisi (pasar) bagus naik jadi Rp 50 juta," ujar Andi.

Adapun nilai penawaran yang dijanjikan sales di awal adalah riwayat dari pergerakan pasar sebelumnya. Tentu yang namanya investasi, nilainya bisa jadi lebih besar atau lebih kecil.

"(Angka-angka) yang tertera di buku polis, di kolom nilai investasi itu hanya ilustrasi. Bisa tercapai atau juga bisa jadi tidak tercapai," paparnya.

3. Tahu kondisi terburuk

Dengan meminta penjelasan sedetail-detailnya dari sales, nasabah harus menyiapkan kondisi terburuk bila kenyataan tak sesuai harapan.

Mengetahui kondisi terburuk bisa membuat Anda mencari jalan keluar yang efektif agar meminimalisasi dari kondisi buruk tersebut.

"Jadi jangan langsung beli suatu produk. Kita harus cari tahu kondisi terburuknya, dan bagaimana cara menghindari kondisi terburuk itu. Dari situ, kita bisa mengurangi risiko nilai investasi yang tidak bisa diharapkan," ucap Andi.

"Kita mesti waspada juga. Enggak cuma di asuransi unitlink, semua berlaku bila berinvestasi di tempat tertentu. Kita bisa saja memprediksi, tapi pertumbuhan nilai investasi tidak bisa dijanjikan," pungkasnya.

Baca juga: Soal Modal Inti Bank Rp 3 Triliun, OJK: Kalau Tidak Bisa, Undang Investor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

Whats New
Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Whats New
10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

Spend Smart
Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Spend Smart
Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Whats New
Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Whats New
Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Whats New
Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com