Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulog Dapat Jatah Impor 80.000 Ton Daging Kerbau di 2021

Kompas.com - 03/02/2021, 13:41 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perum Bulog mendapatkan penugasan dari pemerintah untuk impor daging kerbau sebanyak 80.000 ton dari India pada tahun ini.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, impor tersebut akan dilakukan secara bertahap.

Melalui impor ini, maka stok daging untuk kebutuhan nasional, khususnya pada bulan ramadhan dan Idul Fitri, akan dalam kondisi aman.

Baca juga: Diversikasi Pangan, Bulog Bikin Produk Beras Singkong

"Kami sudah ajukan impor daging kerbau, dan sudah diputuskan dalam rakortas (rapat koordinasi terbatas) bahwa Bulog dapat jatah penugasan impor daging kerbau 80.000 ton, tunggal," ujar pria yang akrab disapa Buwas itu dalam konferensi pers virtual, Rabu (3/1/2021).

Buwas mengatakan, distribusi daging kerbau asal India itu dilakukan bertahap menyesuaikan kebutuhan pasar dalam negeri.

Hal ini untuk menjaga stabilitas harga daging di pasar agar tidak anjlok akibat adanya daging kerbau impor.

"Kami juga ingin jaga stabilitas harga daging lokal supaya tidak jatuh. Jangan sampai impor malah langsung bikin jatuh harga daging lokal," kata dia.

Impor juga dilakukan bertahap untuk menyesuaikan kemampuan supplier, mengingat saat ini India juga masih menghadapi pandemi.

Baca juga: Harga Daging Sapi Melonjak, Disperindag Kota Tangerang Minta Bulog Segera Operasi Pasar

Sehingga kegiatan perdagangan belum normal kembali.

Meski demikian, saat ini Bulog belum melakukan lelang untuk menetapkan supplier daging kerbau dari India yang akan menyuplai ke Indonesia.

Bulog akan segera mengurus administrasi lelang sembari menunggu persetujuan impor dari Kementerian Perdagangan (Kemendag).

"Baru administrasi surat dan ditindaklanjuti dengan undangan secara terbuka kepada calon supplier yang akan jual daging kerbau ke kita. Cepat atau lambat tergantung dari para supplier itu," ujar Buwas.

Buwas mengatakan, berdasarkan pengalaman impor daging kerbau sebelumnya, kemampuan supplier bisa mencapai 10.000-50.000 ton per bulan.

Baca juga: Pandemi Corona, Impor Daging Kerbau dari India Terkendala

Namun, yang terpenting adalah impor 80.000 ton daging kerbau bisa terealisasi tahun ini untuk menjaga pasokan dalam negeri.

"Daging itu mereka juga menjamin, walaupun nanti secara bertahap. Tapi mereka menyanggupi karena ada kontrak. Jadi begitu ada kontrak lalu ada keterlambatan, yang menanggung itu mereka (supplier di India)," tutup Buwas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com