Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curah Hujan Tinggi dan Banjir Jadi Ancaman Produksi Padi di 2021

Kompas.com - 01/03/2021, 19:58 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan potensi lahan panen padi sepanjang Januari-April 2021 sebesar 4,86 juta hektar. Pada Januari sudah terealisasi seluas 413.090 hektar.

Bila dibandingkan dengan periode Januari-April 2020 yang seluas 3,84 juta hektar, potensi lahan panen tahun ini naik signifikan sekitar 1,02 juta hektar atau 26,53 persen.

Kendati demikian, Kepala BPS Suhariyanto menilai pemerintah perlu mewaspadai ancaman gagal panen akibat kondisi curah hujan yang tinggi dan banjir yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia.

Baca juga: Luas Panen Padi Berpotensi Naik 10,79 Juta Hektar, BPS: Waspada La Nina

Ia bilang, terjadi banjir di beberapa daerah sentra produksi, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan.

"Angka itu potensi yang sangat menjanjikan, dan tentu harus berupaya agar potensi ini betul-betul terealisasi. Perlu waspadai curah hujan tinggi dan adanya banjir," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Senin (1/3/2021).

Kecuk, sapaan akrabnya, mengatakan sejalan dengan potensi itu, produksi padi dalam negeri sepanjang Januari-April 2021 diperkirakan mencapai 25,37 juta ton gabah kering giling (GKG). Pada Januari sudah terealisasi sebanyak 2,06 juta ton GKG.

Angka potensi itu turut mengalami kenaikan sebesar 26,88 persen atau 5,37 juta ton dibandingkan produksi padai di periode yang sama tahun 2020 sebesar 19,99 juta ton GKG.

Adapun provinsi dengan potensi produksi padi tertinggi yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Sementara provinsi dengan potensi produksi padi terendah yakni Kepulauan Riau, DKI Jakarta, dan Papua Barat.

Baca juga: Produktivitas Padi di Jakarta Tertinggi Kedua Se-Indonesia, Kok Bisa?

Jika dikonversikan menjadi beras, maka selama Januari-April 2021 potensi produksi beras mencapai 14,54 juta ton. Pada Januari sudah terealisasi sebanyak 1,18 juta ton.

Potensi produksi beras ini naik 3,08 juta ton atau 26,84 persen dibandingkan dengan produksi pada periode Januari-April 2020 yang sebesar 11,46 juta ton.

"Jadi mari kita semua berharap supaya dampak cuaca tidak buruk, sehingga angka-angka potensi ini menjadi terealisasi, produksi padi terjaga dan harga beras bisa tetap stabil," tutup Kecuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com