3. Menikah Itu Menyiapkan Komitmen, Bukan Resepsi Semata
Pernikahan gagalnya membina biduk rumah tangga tidak saja terjadi kepada kaum muda-mudi, tetapi juga orang dewasa. Kebanyakan alasan perceraian adalah karena tidak cocok satu sama lain.
Memang, menikah bukanlah hal gampang, hanya mudah dibicarakan tapi sulit diimplementasikan. Tak jarang muda-mudi menunda pernikahannya hingga berusia tiga puluh tahun. Memiliki komitmen menjadi alasannya.
Lantas, komitmen seperti apa yang dibutuhkan demi menjalin rumah tangga? (Baca selengkapnya)
4. Bagaimana Psikologi Memandang Ghosting hingga Jenis Coping Strategy Kaesang Pangarep
Menjalin hubungan romantis (pacaran) dan kemudian putus memang merupakan suatu hal yang biasa. Namun menjadi persoalan lain bila ghosting adalah urusannya.
Menyoal ghosting ini jangan sampai membuat kita lupa melihat sisi psikologis korban. Padahal, ini adalah perlu mendapat perhatian lebih serius.
Meski belum banyak penelitian mengani dampak dari fenomena ghosting, para psikolog telah lama meneliti masalah serupa seperti pengucilan atau penolakan sosial melalui perlakuan diam. Pengucilan memiliki konsekuensi negatif bagi orang yang ditolak, dan penelitian menunjukkan penolakan tersebut memicu jalur yang sama di otak seperti rasa sakit fisik yang sebenarnya.
Mungkin inilah sebabnya, seperti yang ditemukan oleh penelitian bahwa ghosting merupakan cara paling menyakitkan untuk mengakhiri hubungan dengan seseorang.
"Sakit, kecewa, marah? Sudah pasti! Namun percayalah bahwa orang baik akan bertemu dengan orang baik pula dan begitupun sebaliknya," tulis Kompasianer Cindy Carneta. (Baca selengkapnya)
(IBS)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.