Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekerja di Rumah Bikin Cepat Lelah? Simak Ini

Kompas.com - 16/03/2021, 11:40 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNN

NEW YORK, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 telah menyebabkan kebiasaan bekerja dari rumah (work from home) menjadi hal yang harus diterapkan dalam setahun terakhir.

Artinya, dalam setahun terakhir hampir seluruh pertemuan yang berkaitan dengan pekerjaan dilakukan dari rumah dengan beragam platform video conference, salah satunya dengan Zoom.

Zoom kini memegang peran yang sangat besar dalam sistem bekerja masa kini. Perusahaan tersebut pun dalam setahun terakhir mencatat pertumuhan pelanggan hingga 470 persen.

Baca juga: Ini Kelebihan dan Kekurangan Bekerja dari Rumah

Namun demikian, nyatanya bekerja dari rumah melalui platform video conference membuat orang merasa lebih cepat lelah.

Dilansir dari CNN, Selasa (16/3/2021), sebuah analisis yang dilakukan oleh peneliti dari Stanford mengungkap beberapa penyebab dari kelelahan selama bekerja di rumah sebagai berikut:

Terlalu lama menatap dalam jarak dekat

Jam kerja pukul 9 pagi yang biasanya dimulai dengan perjalanan, kini langsung dimulai dengan menatap layar dan berlangsung hingga jam kerja usai di sore hari.

Profesor komunikasi dari Stanford, Jeremy Bailenson mengatakan, ruang pandang yang terbatas pada layar kecil tersebut akan menstimulasi kerja otak orang dan memunculkan naluri atau respons tubuh saat menghadapi bahaya.

Naluri yang disebut dengan fight or flight tersebut serupa seperti ketika seseorang berada di dalam lift, ketika seseorang umumnya akan cenderung menatap lantai untuk menghindari konfrontasi.

Namun demikian, dalam sebuah video conference, seseorang mau tak mau harus menghadap layar atau kamera, dan stimulasi naluri tersebut menjadi tidak terhindarkan.

Baca juga: Cara Sri Mulyani Mengusir Stres Selama Bekerja dari Rumah

Evaluasi diri secara terus menerus

Dalam sebuah video conference, secara tidak sadar seseorang akan terus menerus melakukan penilaian atas dirinya akibat harus memandang layar kecil dari diri sendiri. Dan hal serupa dirasakan oleh setiap orang.

Hal itu ternyata bisa membuat lebih stres. Dalam penelitian tersebut dikatakan, dampak dari evaluasi diri terus menerus tersebut cenderung lebih buruk pada perempuan.

Bahkan Bailenson menyebut, bila hal itu berlangsung dalam waktu lama bisa membuat perempuan mengalami depresi.

Dis sisi lain, ketika seseorang melakukan pertemuan secara virtual, ia cenderung akan melakukan perilaku yang tak biasa dilakuan pada situasi normal.

Sebab, seseorang akan merasa lebih berjarak dengan orang lain. Riset tersebut mengatakan, seseorang berbicara 15 persen lebih keras ketika dalam video conference.

Terbatas dalam ruang sempit

Video conference membuat ruang gerak seseorang terbatas dalam sebuah ruang yang sempit. Hal tersebut akan membatasi kemampuan mental seseorang.

Ia harus berdiam di satu tempat agar tetap terlihat di layar, dan ini menyebabkan cara kerja otak berbeda dengan ketika seseorang bisa terus bergerak.

Faktanya, orang yang berjalan, meski di dalam sebuah ruangan, memiliki lebih banyak ide kreatif dibanding orang yang hanya duduk dan berdiam. Sehingga, beragam pertemuan yang dilalui dalam video conference benar-benar membuat seseorang tidak bisa berpikir out of the box.

Baca juga: Agar Tetap Produktif Selama WFH, Ini Tipsnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com