JAKARTA, KOMPAS.com - Pengembangan bisnis bank digital di Indonesia saat ini tengah ramai dilakukan oleh berbagai bank yang beroperasi di Tanah Air.
Head of Digital Banking, Branchless, and Partnership CIMB Niaga Bambang Karsono Adi mengatakan, fenomena tersebut muncul sejalan dengan adanya disrupsi teknologi informasi yang terjadi di berbagai sektor usaha.
"Hampir semua lini industri itu sekarang sudah membiasakan customer untuk mendapatkan layanan melalui aplikasi," katanya dalam konferensi pers virtual, Kamis (15/4/2021).
Baca juga: Bank Besar Ramai-ramai Ajukan Lisensi Bank Digital
Dengan semakin maraknya bank digital, Bambang menyebutkan, kebutuhan akan uang tunai akan terus menurun. Sebab, berbagai layanan perbankan sudah dapat diakses oleh nasabah melalui perangkat yang dimiliki.
Hal tersebut pun diproyeksi membuat keberadaan mesin ATM semakin berkurang ke depannya.
"Ke depan itu pelan-pelan yang hilang adalah transaksi tunai dan transaksi di ATM," ujar dia.
Menurut Bambang, dengan kehadiran bank digital, bank akan lebih memilih untuk bekerjasama dengan outlet, dibanding menggunakan ATM, yang biaya pemeliharaanya cukup besar.
"Kalau perlu uang enggak perlu ke ATM, bisa ambil tunai ke outlet seperti Indomaret," katanya.
Pengembangan bank digital disebut Bambang sebagai langkah yang harus dilaksanakan oleh sektor perbankan.
"Ke depan digital akan menjadi keharusan," ucapnya.
Baca juga: Berebut Renyahnya Pasar Milenial, Ramai-ramai Jadi Bank Digital
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.