Adapun Komite Nasional Keselamatan Transportasi Indonesia (KNKT) sempat mengungkapkan, bahwa pada hari-hari menjelang penerbangan fatal Sriwijaya Air SJ 182, pilot melaporkan adanya masalah dengan throttle otomatis.
Investigasi awal oleh KNKT menunjukkan adanya dorongan asimetris dari mesin sebelum SJ 182 menukik fatal. Secara spesifik, throttle kiri berkurang sementara throttle kanan tidak.
Laporan awal KNKT menunjukkan bahwa gaya dorong asimetris membuat pesawat terguling dan menukik. Pesawat menukik lebih dari 3.000 meter dalam waktu kurang dari satu menit.
Baca juga: Sepanjang 2020, Boeing Hanya Kirim 157 Pesawat, Rekor Terburuk Dalam 40 Tahun
Di sisi lain, FAA memang menyatakan masih kecil kemungkinan kecelakaan itu terjadi karena akibat langsung dari kegagalan kabel syncho flap terhadap autothrottle. Sehingga masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan penyebab kecelakaan.
Saat ini baik perekam data penerbangan (FDR) dan perekam suara kokpit (CVR) telah didapatkan dan sedang dianalisis oleh KNKT untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan.
Kendati demikian, Lindquist meyakini, seiring dengan berjalannya proses penyelidikan kedepannya, akan ada cukup bukti yang semakin memperkuat kesalahan Boeing.
"Ini penyelidikan pada tahap awal, tapi kami memiliki bukti cukup bahwa Boeing bersalah. Setelah penyelidikan berjalan kami akan mendapatkan bukti lainnya. Itu belum final, yang pastinya kami akan memonitor hasil KNKT, kami juga melakukan penyelidikan sendiri," jelas Lindquist.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.