Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Len Industri Bangun Pabrik Panel Surya dengan Nilai Investasi Rp 2 Triliun

Kompas.com - 04/06/2021, 14:59 WIB
Reni Susanti,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - PT Len Industri mempersiapkan pembangunan pabrik panel surya solar cell di Cikarang, Jawa Barat dengan nilai investasi mencapai Rp 2 triliun.

Direktur Utama PT Len Industri Bobby Rasyidin mengatakan, dana investasi tersebut bersumber dari banyak pihak non pemerintahan.

"Pendanaannya mixed, bukan dari pemerintah tapi B to B. Negaranya macam-macam, ada dalam bentuk teknologi, investasi, dan lainnya," ujar Bobby seusai kunjungan Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita di Gedung Len, Bandung, Jumat (4/6/2021).

Baca juga: Mau Pasang Panel Surya? Bank Ini Berikan Promo Bunga Kredit 0 Persen

Bobby mengungkapkan, ground breaking pabrik solar cell dijawalkan tahun ini. Tiga sampai enam bulan setelahnya ditargetkan sudah produksi.

"Pada tahap awal akan diproduksi 2 GW. Tapi di tahap awal 500 MW, sisanya gradualy," ungkap Bobby.

Dengan pembangunan pabrik solar cell, Bobby mengungkapkan, nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) panel surya produksi PT Len mencapai 60 persen. Saat ini, posisi TKDN panel surya yang diproduksinya baru 47 persen.

"Energi surya (panel surya) ini merupakan energi baru terbarukan (EBT) dimana sekarang menjadi tren dunia menjadi green economy, green energy," ucap dia.

Ia menilai, EBT kini bukan lagi gaya-gayaan tapi keharusan agar Bumi tetap hijau. Hal ini bahkan banyak dibahas dalam konvensi, seperti dalam Paris Agreement 2015 lalu.

Dalam konvensi yang juga ditandatangani Indonesia tersebut disepakati untuk mengurangi emisi gas karbon.

"Kami sebagai kontributor terbesar di energi baru terbarukan, kami punya fasilitas untuk memproduksi solar panel. Sekarang kami akan lebih ke hulunya memproduksi solar cell," tambah Bobby.

Baca juga: Cerita Pengguna Panel Surya, Balik Modal Hanya Perlu Waktu 7 Tahun

Direktur Strategi Bisnis & Portofolio PT Len Industri, Linus Andor Mulana Sijabat mengatakan, pemerintah dalam perpresnya mengharapkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) menyumbang 8 persen dari 23 persen EBT.

"Kondisinya saat ini baru 0,01 persen (PLTS). Kita mencoba mengejar itu. Kalau target kami tentunya sebanyak-banyaknya," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com