Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Berbisnis Bagi Pemula Ala Bos Grab Indonesia

Kompas.com - 23/06/2021, 19:24 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada masa kini banyak orang yang memilih mengambil kesempatan untuk berbisnis.

Terlebih di masa modern ini, banyak yang merintis usahanya dengan mulai membangun startup.

Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata pun membagikan sejumlah saran bagi para pemula yang berencana atau sedang menjalankan bisnisnya.

Baca juga: Mengilap di Awal Pandemi, Kini Bisnis Ikan Cupang Mulai Redup

Salah satunya, menciptakan bisnis yang memberikan solusi bagi permasalahan masyarakat saat ini.

"Saya kira ini adalah waktu yang sangat tepat untuk berikan solusi, karena banyak sekali persoalan di masa-masa sulit ini, jadi banyak peluang untuk berikan soluasi," ujar Ridzki dalam webinar Grab, Rabu (23/6/2021).

Menurut dia, terdapat tiga hal penting pula yang perlu diperhatikan para wirausaha pemula dalam menjalankan bisnisnya.

Pertama, melakukan investasi pada sumber daya manusia yang tepat.

Artinya penting untuk memiliki orang-orang yang tidak hanya tangkas, tetapi juga familiar dengan industri tersebut dan tantangannya.

Baca juga: Tips Bisnis Jualan Baju agar Laris Manis

Kedua, investasi pada teknologi. Menurut Ridzki, teknologi akan memiliki peranan lebih penting lagi di masa depan.

Serta ketiga, scaling the business atau meningkatkan kapasitas bisnis.

Ia mengatakan, seiring dengan berkembangnya bisnis maka penting untuk menyeimbangkan antara permintaan dan penawaran.

"Tiga hal ini yang telah membantu kami di Grab untuk jadi seperti sekarang, saya rasa hal ini bisa dipegang juga bahkan oleh wirausaha baru," ungkap Ridzki.

Di sisi lain, lanjut dia, penting juga memiliki kepemimpinan dan visi-misi yang jelas dalam membangun bisnis.

Baca juga: Ini 3 Strategi agar Bisnis Bertahan Hadapi Perubahan Tren

Ia bilang, hal ini pula yang membuat operasional Grab berjalan dengan baik di tengah pandemi yang melakukan sistem kerja jarak jauh.

Tak hanya itu, perlu juga inovasi produk atau jasa yang ditawarkan. Inovasi ini harus menyesuaikan perkembangan terkini.

Seperti yang dilakukan Grab dengan menawarkan Grab Protect, layanan yang menjamin penerapan protokol kesehatan oleh pengemudi. Inovasi ini diperlukan di tengah masa pandemi Covid-19.

Ridzki mengatakan, dalam meluncurkan sebuah inovasi tentu membutuhkan persiapan yang matang, sehingga tak jarang memakan waktu yang lama.

Tetapi ada pula inovasi yang perlu dilakukan dengan cepat, seperti Grab Protect yang diluncurkan dalam kurun waktu satu bulan persiapannya.

Baca juga: Bisnis Konvensional Perlu Beradaptasi dengan Digital, Ini Alasannya

"Jadi bagaimana kami memastikan pula ada inovasi-inovasi teknologi yang memang harus diluncurkan dengan cepat, tetapi ada juga yang butuh persiapan cukup lama," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com