Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Konsolidasi Kargo, Solusi UMKM Eksportir di Saat Pandemi

Kompas.com - 01/07/2021, 05:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Daerah manakah di Indonesia yang sudah menerapkan program Kargo Konsolidasi ini di masa pandemi sebagai bagian dari PEN?

Sejumlah daerah di Indonesia sebenarnya mulai mempromosikan konsolidasi kargo, sejak masa pandemi tahun lalu. Sebagai contoh, Kantor Bea Cukai Makassar, Sulawesi Selatan sudah “mempromosikan” Konsolidasi Kargo ini sejak Oktober 2020 dengan menggunakan taglineEkspor itu Mudah” untuk mendorong UMKM di Indonesia Timur agar memanfaatkan sejumlah kemudahan dalam ekspor.

Daerah lain juga mulai mempromosikan konsolidasi kargo, sepeti halnya Kantor Bea Cukai Belawan dan Bekasi. Namun masih banyak UMKM yang belum mengetahui dan memanfaatkannya, karena sejumlah alasan ketidaktahuan/kurangnya informasi/kurang intensifnya pihak terkait termasuk Bea Cukai dalam “memasarkan” fasilitas ini kepada UMKM eksportir di daerah.

Namun, upaya pemanfaatan program ini, khususnya di Sulawesi Selatan belum berjalan sebagaimana mestinya, karena belum mendapat sambutan baik dari UMKM eksportir.

Dari sisi manfaat program ini sangat membantu UMKM untuk bisa menembus pasar ekspor dengan lebih mudah dan lebih murah.

Dalam sebuah wawancara yang kami lakukan dengan kantor Bea Cukai Makassar, tampaknya “marketing” dari konsolidasi kargo ini masih terbatas, belum ada koordinasi dan gerak bersama dari para pemangku kentingan lainnya seperti Dinas Perdagangan, Dinas Industri, Dinas UMKM - Koperasi dan lainnya. Gayung yang diayunkan oleh Kantor Bea Cukai Makassar sepertinya belum disambut baik.

Kargo penerbangan langsung

Selain Konsolidasi Kargo, ada juga model pengiriman ke pasar luar negeri yang bisa dijadikan model di masa pandemi ini. Model tersebut adalah Direct Flight Cargo (DFC) yang dimotori oleh Garuda Indonesia.

Sebagai contoh adalah DFC Garuda Indonesia dari Makassar tujuan Singapura. Inisiasi DFC ini juga muncul di saat pandemi, yang pada awalnya satu kali direct flight per minggu sekarang menjadi dua kali.

Barang yang diangkut sampai saat ini baru sebatas ikan dan kepiting hidup dengan tujuan Singapura. Produk perikanan ini berasal dari Makassar dan sejumlah tempat pemasok seperti Ambon dan Papua. Untuk penerbangan cargo dari Ambon/Papua biasanya datang di Bandara Makassar sekitar pukul 10 pagi dan dilanjutkan dengan DFC Makassar - Singapura.

Kapasitas DFC ini baru terisi sekitar 50%. Eksportasi model DFC ini tentu bisa dijadikan role model di masa pandemi, ketika penerbangan penumpang terpuruk, UMKM juga terpuruk; maka langkah yang tidak biasa harus diprmosikan untuk menggerakkan perekonomian daerah dan nasional.

Baca juga: Kabar Gembira bagi UMKM Eksportir Pemula, Garuda Bakal Diskon 50 Persen Tarif Kargo

Non-Tariff Measures (NTMs)

Dalam eksportasi dari Makassar selama ini, khususnya untuk pengiriman Direct Flight Cargo, belum pernah terjadi permasalahan untuk urusan NTMs seperti karantina, baik di daerah asal Maluku/Papua/Makassar maupun di negara tujuan Singapura. Dari sini kita bisa belajar bahwa ketika eskportir menyadari akan persyaratan sertifikasi yang harus dipenuhi terkait kesehatan lingkungan, manusia, tumbuhan dan hewan (Sanitary PhytoSanitary) dan persyaratan lainnya, dan pihak terkait khususnya Badan karantina di daerah/Bea Cukai ikut memberikan edukasi dan informasi kepada UMKM; maka permasalahan NTMs di negara tujuan ekspor bisa dihindari atau bisa diselesaikan dengan baik tanpa ada pihak yang dirugikan.

Dalam konteks ekspor produk pertanian memang pernah terjadi komplain dari pembeli di negara tujuan ekspor yaitu di Timur Tengah, bukan karena masalah ketidakmampuan pemenuhan sertifikasi tetapi karena perbedaan spek yang diminta dan yang dikirimkan.

Untuk kasus ini, solusi yang diambil oleh kedua belah pihak adalah melakukan negosiasi ulang tentang harga. Solusi ini tentu lebih baik dibandingkan harus mengirim balik kontainer ke Indonesia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com