Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut Indofarma: Baru 31 Persen Alat Kesehatan Diproduksi di Dalam Negeri, Sisanya Impor

Kompas.com - 15/07/2021, 21:16 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Indofarma Tbk Arief Pramuhanto mengungkapkan, produksi alat kesehatan dalam negeri masih rendah sehingga Indonesia lebih banyak melakukan impor.

Hal itu tercermin dari 496 jenis alat kesehatan dalam e-katalog 2019-2020, baru sebanyak 152 jenis atau 31 persen alat kesehatan yang sudah mampu di produksi dalam negeri.

"Alat kesehatan itu baru 31 persen yang diproduksi di dalam negeri, sisanya 69 persen itu impor," ujarnya dalam webinar Investor Daily Summit (IDS), Kamis (15/7/2021).

Baca juga: Pasokan Oksigen di Bangka Belitung Diprioritaskan untuk Kebutuhan Medis

Ia mengungkapkan, nilai pasar alat kesehatan Indonesia pada 2020 mencapai Rp 12,5 triliun, di mana produksi dalam negeri hanya menguasai Rp 2,9 triliun sementara produk impor mencapai Rp 12,5 triliun.

"Jadi impor alat kesehatan itu (sekitar) lima kali lebih besar dari pada pembelanjaan alat kesehatan dalam negeri," imbuh dia.

Menurut Arief, kondisi tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki peluang besar untuk meningkatkan pasar alat kesehatan buatan dalam negeri.

Menurutnya, potensi pasar di Indonesia terbuka lebar mengingat besarnya permintaan akan alat kesehatan. Artinya, investasi pada sektor alat kesehatan masih menarik kedepannya.

Baca juga: China Beri Bantuan Medis dan Vaksin Covid-19 ke Indonesia

"Ini tantangan buat kita semua, bagaimana untuk lakukan subtitusi impor, sehingga kita bisa mengurangi ketergantungan impor, khususnya pada alat kesehatan ini," ungkapnya.

Ia menekankan pentingnya Indonesia meningkatkan kemampuan dalam memproduksi alat kesehatan sehingga tak melulu andalkan produk luar negeri.

Pemerintah sendiri menargetkan untuk pembelanjaan alat kesehatan dalam negeri bisa naik menjadi Rp 6,5 triliun.

"Jadi paling tidak, kita bisa menjadi minimum (impor), substitusi impor dulu. Kita tidak usah ngomongin terlalu jauh, paling tidak produk-produk yang impor ini, kita bisa buat produk yang sama sehingga bisa dilakukan substitusi,” kata Arief.

Baca juga: Daftar Negara yang Berikan Bantuan ke Indonesia untuk Tangani Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com