Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Produksi Timah Dirusak Sekelompok Orang, Perusahaan Tempuh Jalur Hukum

Kompas.com - 16/07/2021, 07:43 WIB
Heru Dahnur ,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BANGKA, KOMPAS.com - Sebuah Kapal Isap Produksi (KIP) timah yang biasa beroperasi di perairan Bedukang, Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, mengalami kerusakan saat dikuasai secara paksa oleh sekelompok masyarakat.

Pihak pengelola kapal menempuh jalur hukum dengan melaporkan kejadian tersebut pada polisi. Selain barang yang rusak, juga dilaporkan adanya peralatan kapal yang hilang.

Manajemem PT Citra Bangka Lestari (CBL) selaku pengelola KIP mitra PT Timah menilai aksi yang dilakukan sekelompok masyarakat mengatasnamakan nelayan ini telah terencana.

Baca juga: Kemenhub Sulap Kapal Pelni Jadi Tempat Isolasi Apung

Pasalnya, saat mendatangi kapal masyarakat telah membawa peralatan seperti kayu.

"Ini aksi yang terencana, karena mereka datang dalam jumlah yang banyak, membawa peralatan yang lengkap sehingga menghancurkan kapal. Belum lagi aksi anarkisme sampai menyandera ABK, mengambil hasil tambang, merusak barang-barang di kapal,” kata Direktur Utama CBL, Jubakner Nainggolan dalam keterangan tertulis, Kamis (15/7/2021).

Pria yang akrab disapa Upay itu juga menyayangkan aksi anarkisme yang merusak kapal beserta isinya, menyandera ABK yang bertugas, bahkan salah satu petugas keamanan sampai harus dilarikan ke Rumah Sakit.

Padahal, kata dia, pegawai mereka sudah berusaha melakukan negosiasi tapi mereka masuk langsung brutal bahkan polisi yang ingin masuk ke kapal CBL untuk menghentikan aksi brutal mereka  turut juga dimaki maki dan dilempari pakai batu

“Masuk ke kapal tanpa izin juga sudah pelanggaran hukum apalagi melakukan tindakan kriminal. Semua akan kami seret ke meja hukum,” sambung Jubakner.

Baca juga: Pertamina Pasok 154 Kiloliter BBM untuk Kapal Perang AL India

Akibat aksi masyarakat yang melakukan perusakan kapal, perusahaan mengalami kerugian yang ditaksir melebihi Rp 9 miliar.

Kerusakan ini bahkan bisa melebihi itu, pasalnya jika dilihat dari jumlah kerusakan kapal terbilang cukup parah. 

“Taksiran kasar itu sekitar Rp 9 miliar ini baru kasar ya, mesin cumin saja yang dirusak itu nilainya Rp 2,4 miliar dan saya heran ini mesin sampai dimasukin pasir artinya ada yang paham. Ada 9 mesin lainnya juga yang ikut dirusak, kerusakan lainnya kapal. Saat ini kapal belum bisa diperbaiki karena masih olah TKP, tapi saya rasa lebih dari Rp 9 miliar,” ujar dia.

Tak hanya kerusakan kapal, menurut Jubakner, sebanyak 46 kampil pasir timah hasil produksi juga turut diambil.

Pihaknya juga menyayangkan oknum masyarakat membuang oli ke laut sehingga mencemari lingkungan.

Baca juga: PPKM Darurat, Ini Daftar Wilayah yang Tak Lagi Dilayani Kapal Pelni

“Kami juga mengindikasikan adanya pencurian, karena 46 kampil pasir timah hasil produksi itu juga hilang. Kami sangat menyesalkan kejadian ini karena sangat merugikan perusahaan, kita juga menyesalkan ada yang membuang oli ke laut,” kata dia.

Selain kerugian materil, kerugian inmateril juga banyak dialami perusahaan, salah satunya karyawan yang mengalami trauma akibat kejadian itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com