Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dradjad H Wibowo
Ekonom

Ekonom, Lektor Kepala Perbanas Institute, Ketua Pembina Sustainable Development Indonesia (SDI), Ketua Pendiri IFCC, dan Ketua Dewan Pakar PAN.

Menyoal Percepatan Vaksinasi, setelah Presiden Tak Bisa Temukan Obat buat Pasien Covid-19 di Apotek

Kompas.com - 25/07/2021, 19:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Jika mengacu pada presentasi Menko Luhut, saat ini di Jawa dan Bali terdapat 684 dokter umum bagi pasien Covid-19. Jumlah ini hanya 19-23 persen dari kebutuhan!

Adapun jumlah perawat untuk pasien Covid-19 tercatat 4.368, atau hanya 21 persen kebutuhan.

Memang pemerintah berencana menambah dokter dan perawat. Namun, saya masih sangsi bagaimana realisasinya.

Bukti empiris vaksinasi

Melihat beratnya situasi yankes, kita harus cepat menurunkan dua target, yaitu (i) laju transmisi dan (ii) tingkat hospitalisasi.

Di sini saya tidak membahas target pertama karena memerlukan tulisan tersendiri tentang pembatasan sosial, pemeriksaan dan penelusuran, serta protokol kesehatan.

Untuk target kedua, arahnya adalah meminimumkan jumlah penduduk yang secara medis wajib dirawat di RS jika mereka terinfeksi Covid-19. Gampangnya, gejalanya ringan kalaupun ada yang terinfeksi Covid-19 sehingga tidak perlu masuk RS.

Intervensi kesehatan yang efektif dalam mencapai target kedua adalah vaksinasi. Bukti empirisnya bisa kita ambil dari sejarah bahkan dari pandemi sekarang.

Contoh bukti sejarahnya adalah epidemi cacar air di Kanada pada 1885. Tingkat kematiannya 30-40 persen, jauh lebih tinggi dari Covid-19.

Apakah saat itu ada kelompok anti-vaksin? Ada. Pelopornya malah seorang dokter bernama Alexander M Ross.

Argumen yang dipakai juga sama, yaitu epidemi tidak ada, cacar air tidak berbahaya, sementara vaksin lebih berbahaya. Faktanya, dunia berhasil mengatasi cacar air dengan vaksinasi sebagai program utama. Lucunya, Dr Ross ternyata juga memilih divaksin.

Untuk bukti empiris vaksinasi Covid-19, kita lihat data Inggris Raya yang memulai vaksinasi sejak 8 Desember 2020.

Di Skotlandia, dosis pertama vaksin terbukti menurunkan hospitalisasi 85-94 persen, di Inggris 75 persen. Itu yang dirilis Public Health Scotland dan Public Health England pada 22 Februari 2021.

Terhadap varian Delta, pada 14 Juni 2021 mereka merilis penurunan hospitalisasi 92-96 persen. Risetnya dilakukan oleh Julia Stowe et al, melibatkan 14.019 orang yang terinfeksi varian Delta selama 12 April–4 Juni 2021, dengan hanya 166 yang perlu perawatan RS.

Di Amerika Serikat (AS), vaksinasi dihitung telah menghindarkan 1,25 juta orang dari perawatan RS dan mencegah 279.000 kematian. Penelitinya adalah Profesor Alison Galvani (Yale School of Public Health), Profesor Seyed M Moghadas (York University), dan Eric C Schneider.

Jadi, vaksinasi terbukti menurunkan tingkat hospitalisasi. Ini karena orang yang divaksin akan mengalami gejala yang lebih ringan jika terinfeksi.

Namun, soal korelasi vaksin terhadap penurunan transmisi, bukti empirisnya belum kuat. Risiko tertular masih ada meski kita sudah divaksin.

Percepatan vaksinasi

Dengan beratnya tekanan terhadap sistem yankes, sementara vaksin terbukti mengurangi hospitalisasi, argumen kesehatan bagi percepatan vaksinasi sangatlah kuat.

Kalau dari sisi ekonomi, percepatan vaksinasi adalah kebutuhan pokok.

Alasannya, vaksin dapat mengurangi tingkat keparahan penyakit, sehingga orang lebih konfiden beraktivitas ekonomi, baik investasi, produksi, distribusi, maupun konsumsi. Konfiden ini unsur vital bagi pertumbuhan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

Whats New
Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Whats New
10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

Spend Smart
Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Spend Smart
Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Whats New
Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Whats New
Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Whats New
Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com