Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditargetkan Rampung 2021, Bendungan Sukamahi dan Ciawi Kurangi Debit Air di Pintu Air Manggarai

Kompas.com - 02/08/2021, 20:17 WIB
Ade Miranti Karunia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mempercepat pembangunan bendungan kering (dry dam) Sukamahi dan Ciawi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Pembangunan kedua bendungan tersebut merupakan bagian dari rencana induk sistem pengendalian banjir dari hulu ke hilir untuk mengurangi kerentanan bencana banjir kawasan DKI Jakarta.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan, Bendungan Sukamahi dan Ciawi dirancang khusus untuk mengendalikan banjir saja.

Baca juga: Proyek Infrastuktur Jokowi Berlanjut, Tahun Depan 4 Bendungan Baru Dibangun

Sebagai bendungan kering maka pengoperasinnya akan berbeda dengan bendungan lain. Bendungan tersebut baru akan digenangi air pada musim hujan, sementara pada musim kemarau bendungan ini kering.

"Dua bendungan ini tidak akan menampung air, karena air hujan hanya ditampung sementara dan dialirkan sekecil mungkin ke Sungai Ciliwung, sehingga diatur debitnya yang harus mengalir saat musim hujan," katanya melalui keterangan tertulis, Senin (2/8/2021).

Pembangunan Bendungan Sukamahi dan Ciawi tersebut oleh Kementerian PUPR ditargetkan selesai pada tahun ini. Dibangunnya Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi diperkirakan dapat mengurangi debit banjir di Pintu Air Manggarai sebesar 577,05 m3 per detik.

Pembangunan Bendungan Sukamahi sudah direncanakan sejak tahun 1990-an dan mulai dibangun tahun 2017, dengan capaian progres 78,96 persen serta pembebasan lahan yang mencapai 95,01 persen.

Kontrak pembangunannya senilai Rp 464,93 miliar dengan kontraktor pelaksana PT Wijaya Karya-Basuki KSO.

Bendungan Sukamahi memiliki daya tampung 1,68 juta meter per kubik dan luas area genangan 5,23 hektare dengan manfaat mereduksi banjir sebesar 15,47 m3 per detik. Sementara progres konstruksi Bendungan Ciawi hingga kini sebesar 79,44 persen dengan capaian pembebasan lahan 97,67 persen.

Kontrak pembangunannya senilai Rp 798,70 miliar dengan kontraktor pelaksana PT Brantas Abipraya dan PT Sacna (KSO).

Baca juga: Menteri PUPR Ungkap Alasan Jokowi Banyak Bangun Bendungan

Sementara Bendungan Ciawi mampu menampung 6,05 juta meter per kubik dan luas area genangan 39,40 hektare untuk mereduksi banjir sebesar 111,75 m3 per detik.

Pengoperasian bendungan ini nantinya akan menggunakan aplikasi Sistem Manajemen Air Terpadu (Simadu) Kementerian PUPR dengan memanfaatkan data klimatologi dari BMKG yang menampilkan laporan kejadian banjir/kekeringan, prakiraan cuaca dan hari tanpa hujan, termasuk prakiraan banjir dan kekeringan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dorong Kemandirian Ekonomi, Malaysia Riilis Kebijakan 'Malaysia First'

Dorong Kemandirian Ekonomi, Malaysia Riilis Kebijakan "Malaysia First"

Whats New
Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga Bulan Depan

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga Bulan Depan

Whats New
Tahan Laju Utang Non-Bank, China Naikkan Modal Minimum Perusahaan Pembiayaan 3 Kali Lipat

Tahan Laju Utang Non-Bank, China Naikkan Modal Minimum Perusahaan Pembiayaan 3 Kali Lipat

Whats New
'Food Estate' dan 'Contract Farming' Jauh dari Kedaulatan Pangan

"Food Estate" dan "Contract Farming" Jauh dari Kedaulatan Pangan

Whats New
Kementan Percepat Pompanisasi di Lamongan untuk Optimasi Lahan Rawa hingga Tingkatkan IP

Kementan Percepat Pompanisasi di Lamongan untuk Optimasi Lahan Rawa hingga Tingkatkan IP

Whats New
BKN: Pemindahan ASN ke IKN Bukan Pemaksaan, tapi Kewajiban

BKN: Pemindahan ASN ke IKN Bukan Pemaksaan, tapi Kewajiban

Whats New
China dan Selandia Baru Perkuat Kerja Sama Ekonomi, Ada Apa?

China dan Selandia Baru Perkuat Kerja Sama Ekonomi, Ada Apa?

Whats New
Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran Bansos Melonjak Tajam di Awal 2024

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran Bansos Melonjak Tajam di Awal 2024

Whats New
3 Langkah IFG Dukung Transformasi Sektor Keuangan Non-bank

3 Langkah IFG Dukung Transformasi Sektor Keuangan Non-bank

Whats New
Bank Sentral Jepang Naikkan Suku Bunga untuk Pertama Kali dalam 17 Tahun

Bank Sentral Jepang Naikkan Suku Bunga untuk Pertama Kali dalam 17 Tahun

Whats New
Erick Thohir Usul 7 BUMN Dapat PMN Rp 13,6 Triliun Tahun Ini

Erick Thohir Usul 7 BUMN Dapat PMN Rp 13,6 Triliun Tahun Ini

Whats New
Baru 2.430 ASN yang Siap Dipindahkan ke IKN

Baru 2.430 ASN yang Siap Dipindahkan ke IKN

Whats New
16 Smelter Mineral Bakal Dibangun pada 2024, Nilai Investasinya Rp 183 Triliun

16 Smelter Mineral Bakal Dibangun pada 2024, Nilai Investasinya Rp 183 Triliun

Whats New
Redesain Logo BTN Menuju Era Digitalisasi

Redesain Logo BTN Menuju Era Digitalisasi

Whats New
Marak Bus Bodong, Pengusaha Otobus Imbau Masyarakat Waspada Pilih Angkutan untuk Mudik Lebaran

Marak Bus Bodong, Pengusaha Otobus Imbau Masyarakat Waspada Pilih Angkutan untuk Mudik Lebaran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com