Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Tantangan Besar Industri Kelapa Sawit Indonesia

Kompas.com - 05/08/2021, 08:12 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Industri kelapa sawit menjadi salah satu motor penggerak perekonomian nasional, utamanya di masa pandemi Covid-19 melalui kontribusi ekspor. Walau demikian, bisnis sawit dihadapkan pada tantangan dari aspek keberlanjutan atau sustainability.

“Potensi besar pengembangan industri sawit di Indonesia diikuti dengan tantangan besar, di mana isu keberlanjutan atau sustainability menjadi tantangan utama industri sawit saat ini,” kata Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Fadhil Hasan dalam siaran pers, Rabu (4/8/2021).

Fadhil juga menyebut, dalam dekade terakhir, industri sawit di Indonesia telah mengalami transformasi signifikan. Misalkan saja, dari sektor hilir, sawit juga menggerakkan industri makanan, oleochemical, hingga biofuel untuk sektor transportasi.

Ia optimis dengan komitmen keberlanjutan, industri sawit akan terus berkembang.

Baca juga: Huawei Investasikan Rp 1,43 Triliun untuk Ekosistem Startup Asia Pasifik

Menurut Direktur RGE Indonesia Palm Business and Sustainability Bernard A. Riedom komitmen keberlanjutan dalam operasional industri sawit merupakan sebuah keharusan.

Dengan demikian sawit Indonesia bisa menjadi salah satu pemasok yang bahan baku yang unggul bagi perusahaan – perusahaan besar kelas dunia.

“Tantangan dalam bisnis sawit saat ini adalah harus bisa menjawab isu tentang keberlanjutan, tidak saja untuk memenuhi tuntutan pasar global, tapi juga menjalankan komitmen perusahaan, melalui prinsip 5C, yakni Climate, Country, Community, Customer, dan Company,” ujar Bernard.

Di sisi lain, Direktur Sustainability of Apical Group Bremen Young menjabarkan, daya saing sawit yang jauh lebih tinggi dibanding minyak nabati lain membuat tuntutan terhadap aspek keberlanjutan juga begitu tinggi, baik dari pasar global, pemerintahan, maupun pemerhati lingkungan.

Oleh karena itu, perlu metodologi pendekatan untuk mendukung transparansi dan keterlacakan pasokan minyak sawit.

“Melalaui metodologi tersebut, dapat dipastikan dari perkebunan mana pasokan sawit berasal, memastikan perkebunan menjalankan prinsip keberlanjutan, diantaranya melalui perlindungan area konservasi, perlindungan lahan gambut, serta memberikan dampak positif pada masyarakat di sekitar wilayah operasi,” ujarnya.

Baca juga: Ekonom: Industri Sawit Salah Satu Penopang Ekonomi RI di Tengah Pandemi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com