Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Tak Lagi Tempatkan Dana PEN di BRI, Mandiri, dan BNI

Kompas.com - 13/08/2021, 20:49 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memutuskan untuk tidak mempatkan dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) di tiga bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), dan PT Bank Mandiri Tbk untuk sisa periode tahun ini.

Stimulus yang termasuk dalam rangkaian program PEN 2021 tersebut bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perbankan, sehingga diharapkan dapat mendorong kredit masyarakat di tengah dampak pelemahan ekonomi akibat pandemi virus corona.

“Penempatan dana kita teruskan, di Himbara mungkin enggak, tapi di Bank Pembangunan Daerah (BPD) kita masih terus lakukan,” kata Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara, pekan lalu.

Baca juga: Pemerintah Gelontorkan Anggaran PEN Rp 305,50 Triliun untuk Penanganan Covid-19

Meski begitu, Suahasil menyampaikan, stimulus di sektor keuangan lainnya masih berlanjut antara lain subsidi bunga dan penjaminan kredit modal kerja. Sehingga, ia memastikan dukungan pemerintah kepada dunia usaha tetap diberikan.

Direktur Pengelolaan Kas Negara Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Noor Faisal Achmad mengatakan, penempatan dana pemerintah di bank umum mitra mengacu kepada ketentuan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 104/PMK.05/2020.

Beleid itu mengatur, bagian dari dana PEN 2021 tersebut ditepbatkan di bank umum/Himbara berdasarkan usulan permintaan dari bank umum mitra.

“Dari empat bank Himbara, pemerintah tidak lagi melakukan penempatan di Bank Mandiri, BRI, dan BNI dikarenakan sudah tidak mengajukan permohonan penempatan kembali. Pemerintah masih menempatkan dana di Bank BTN sebesar Rp 10 triliun,” kata Noor Faisal kepada Kontan.co.id, Jumat (13/8/2021).

Adapun per 30 Juli 2021, pemerintah masih menempatkan dana pada dua puluh tiga bank umum mitra sebesar Rp 29,05 triliun. Angka tersebut baru terserap 43,36% dari total pagu sebesar Rp 66,99 triliun.

Artinya hingga pengujung tahun 2021, masih ada dana sebesar Rp 37,94 triliun yang dapat ditempatkan ke perbankan guna mendorong kredit.

Noor mengatakan, selain di BTN, masih ada beberapa BPD yang sedang dalam proses evaluasi untuk penempatan kembali di bulan Agustus 2021.

Noor menyampaikan sampai dengan 30 Juli 2021, dari total penempatan dana pemerintah di bank mitra, perbankan terkait telah menyalurkan kredit sebesar Rp 414,03 triliun kepada 5,29 juta debitur di seluruh wilayah Indonesia.

Ia menambahkan, biaya dana atau cost of fund (CoF) yang ditanggung oleh bank mitra penerimana dana PEN tetap mengacu kepada PMK 104/2020 yakni paling sedikit sebesar tingkat bunga reverse repo BI tenor 3 bulan dikurangi 1 persen%.

“Tentunya dengan memperhatikan kesepakatan pembiayaan program PEN antara Menteri Keuangan dan Gubernur BI,” kata dia.

Biaya Dana

Hitungan Kontan.co.id, dengan besaran tingkat bunga reverse repo BI tenor 3 bulan per Juli 2021 sebesar 3,19 persen, maka CoF yang ditanggung bank mitra yaknis sebesar 2,19 persen.

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan biaya dana Bank Mandiri per Juni 2021 yang hanya 1,71 persen. Sementara, CoF BRI hingga akhir semester I-2021 sebesar 2,18 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com