Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Sebut PPKM Bakal Terus Diterapkan Selama Belum Ada Obat Covid-19

Kompas.com - 24/09/2021, 17:00 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) akan terus diterapkan selama belum ditemukannya obat Covid-19.

Oleh sebab itu, Luhut meminta masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dan menggunakan aplikasi PeduliLindungi di tempat umum, termasuk saat melakukan perjalanan jarak jauh menggunakan transportasi darat, laut, dan udara.

"Kapan kita akan selesai PPKM? ya kalau ada obatnya (Covid-19). Kalau belum ada obatnya, ya kita pakai instrumen vaksin dengan aplikasi PeduliLindugi, dengan instrumen protokol kesehatan itu, memakai masker, jaga jarak ya semua itu," ujarnya dalam tayangan Youtube Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jumat (24/9/2021).

Sebagaimana diketahui, pemerintah memutuskan kembali memperpanjang masa PPKM selama dua minggu hingga 4 Oktober 2021. Tiap pekannya, PPKM di seluruh wilayah akan terus dievaluasi.

Baca juga: Mengintip Bisnis Luhut, Menteri Jokowi yang Kaya Raya dari Batubara

Saat ini, sudah tidak terdapat kabupaten dan kota untuk wilayah Jawa dan Bali yang menerapkan PPKM level 4.

Lebih lanjut Luhut menyebut penambahan kasus Covid-19 yang terjadi di lapangan setelah mendapatkan berbagai intervensi (RT)m sudah di bawah 1 persen. Dengan demikian kata dia, Indonesia masuk kategori pandemi terkontrol atau stabil.

Meskipun begitu, Luhut mengingatkan agar masyarakat tidak jumawa dan tetap mematuhi protokel kesehatan.

"Tadi RT-nya sudah 0,98, di bawah satu persen. Artinya, kita sudah masuk kepada pandemi stabil atau terkendali, kalau pakai parameter itu. Adanya parameter itu juga harus diikuti disiplin (protokol kesehatan) kita. Kalau kita tidak disiplin, parameter itu bisa berubah lagi," ujarnya.

Luhut juga mengingatkan kepada masyarakat bahwa Covid-19 bukanlah aib yang mesti ditutupi. Jika pasien Covid-19 segera ditangani, akan mencegah penularan kepada orang lain.

"Ini semua berpulang kepada kita karena kalau kita sekarang kena, terus tidak segera dirawat, sebenarnya bisa mengorbankan orang lain. Jadi kesadaran ini harus dilihat dan tidak perlu dibuat ini aib, itu tidak. Karena (Covid-19) ini ke siapa saja bisa kena. Saya ke mana-mana selalu sampaikan, anak, menantu dan cucu saya juga kena (sempat positif Covid-19)," kata dia.

Luhut mengaku selalu melakukan tes PCR setiap 3 hari sekali. Hal itu dilakukan sebagai bagian dari kepedulian terhadap orang-orang di sekitarnya.

Baca juga: Jubir: Pak Luhut Orangnya Sangat Terbuka, kalau Cuma Minta Klarifikasi Pasti Dijabanin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com