Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Perhubungan Udara Antarpulau di Indonesia

Kompas.com - 03/10/2021, 08:52 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MUNGKIN tidak banyak yang mengetahui bahwa perusahaan penerbangan pertama di dunia adalah KLM – Koninklijke Luchtvaart Maatschappij, maskapai penerbangan Belanda yang telah berdiri pada tahun 1919 di Amsterdam.

KLM dikenal sebagai de eerste luchtvaart maatschappij ter wereld. Tidak banyak pula yang menyadari bahwa di tahun 1949, KLM sudah beroperasi di Indonesia melayani perhubungan udara antarpulau.

KLM menyelenggarakan penerbangan domestik di Indonesia yang ketika itu bernama Hindia Belanda menghubungkan kota kota besar mulai dari Sabang sampai dengan Holandia yang sekarang bernama Jayapura.

Ditahun 1949 jejaring perhubungan udara KLM sudah mencakup kota kota Sabang, Medan, Pakanbaru, Tanjung Pinang, Singapore, Singkep, Padang, Jambi, Palembang Pangkal Pinang, Tanjung Pandan, Pontianak, Batavia, Bandung, Djokya, Semarang, Madiun, Surabaia, Bandjermasin, Balikpapan, Samarinda, Tarakan, Manila, Makassar, Denpasar, Sumbawa, Waingapu, Maumere, Kupang, Menado, Morotai, Ambon, Biak dan Hollandia.

KLMDokumentasi Chappy Hakim KLM

Pada tahun 1949 dalam brosur KLM Interinsulair Bedrijf Batavia disebutkan bahwa maskapai penerbangan itu menyelenggarakan transportasi udara yang membentang sepanjang 26.000 KM. Pada tahun itu setiap bulannya KLM mengangkut sebanyak 23.000 penumpang, 440.000 KG bagasi, 650.000 KG Kargo dan 175.000 KG barang Pos.

Bayangkan, itu adalah data angkutan udara di Indonesia pada 72 tahun yang lalu. Pesawat terbang yang digunakan sebagian besar adalah Dakota DC-3 dan pesawat amphibi PBY Catalina.

Hal yang patut dicatat di sini adalah tentang bagaimana ketika itu perhubungan udara antar pulau di Indonesia banyak menggunakan pesawat amphibi. Sebuah fenomena yang sangat masuk akal di mana pada kawasan perairan di Nusantara jaringan perhubungan udara menggunakan pesawat amphibi.

Baca juga: Naik Pesawat dan Kereta Bisa Tanpa Aplikasi PeduliLindungi, Cukup dengan Ini

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com