Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Melaju di Zona Hijau Pagi Ini, Rupiah Melemah

Kompas.com - 21/10/2021, 09:25 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak pada zona hijau di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (21/10/2021). Berbeda dengan mata uang garuda yang melemah di perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.09 WIB, IHSG berada pada level 6.672,35 atau naik 16,35 poin (0,25 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.655,99.

Sebanyak 251 saham melaju di zona hijau dan 141 saham di zona merah. Sedangkan 196 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 2,4 triliun dengan volume 3,02 miliar saham.

Baca juga: IHSG Diprediksi Menguat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pagi ini bursa saham asia mixed dengan kenaikan indeks Shanghai Komposit 0,14 persen, dan Strait Times 0,17 persen. Sementara Nikkei turun 0,24 persen, dan Hang Seng Hong Kong melemah 0,11 persen.

Wall Street pagi ini ditutup mayoritas hijau dengan kenaikan Dow Jones Industrial Average (DJIA) 0,43 persen, dan indeks S&P 500 sebesar 0,37 persen. Sementara itu, indeks acuan saham teknologi AS Nasdaq melemah 0,05 persen.

Sebelumnya, Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper mengatakan, hari ini IHSG diprediksi menguat. Secara teknikal trend bullish masih cukup kuat, IHSG akan menguji resistance all-time high.

“IHSG diprediksi menguat, didorong rilis laporan keuangan, dimana saat ini telah memasuki musim rilis kinerja kuartal III tahun 2021. Investor juga akan cenderung wait and see menanti keputusan suku bunga 7 Days Repo Rate dari Bank Indonesia,” kata Dennies dalam rekomendasinya.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir Bloomberg, pukul 09.01 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.095 per dollar AS, atau atau melemah 19 poin (0,14 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.076 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah didorong oleh naiknya yield obligasi pemerintah AS, dimana tenor 10 tahun menembus ke atas kisaran 1,67 persen atau tertinggi sejak 20 Mei 2021. Ini terjadi karena ekspektasi perubahan kebijakan moneter di AS

Baca juga: Kapitalisasi Bursa Tembus Rp 8.000 Triliun

"Rupiah melemah karena tekanan tersebut. Fokus pasar terhadap kenaikan inflasi di dunia dan krisis energi di AS juga menahan yield obligasi AS di level tinggi," kata Ariston.

Tapi di sisi lain, peluang penguatan rupiah masih terbuka hari ini karena didukung oleh kenaikan harga komoditi terutama tambang yang menjadi andalan ekspor Indonesia.

Ariston memproyeksikan hari ini rupiah bisa bergerak pada kisaran Rp 14.100 per dollar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp 14.050 per dollar AS.

 

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Whats New
Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Whats New
Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Smartpreneur
Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Whats New
Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Whats New
Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Whats New
Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Whats New
Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Whats New
MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

Whats New
Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com