JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Central Asia Tbk mencatatkan kinerja positif pada kuartal III-2021. Hal ini terefleksikan dari aset perusahaan yang tumbuh hingga double digit.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, hingga akhir September 2021, aset bank swasta terbesar itu mencapai Rp 1.169,3 triliun. Capaian ini tumbuh 16,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) sebesar Rp 1.003,6 triliun.
Kenaikan aset itu selaras dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) BCA sebesar 18,3 persen yoy menjadi Rp 923,7 triliun.
Baca juga: Satpam BCA Sempat Trending Topic, Dirut: Mereka Ujung Tombak Pelayanan
"Dari sisi dana pihak ketiga, BCA berhasil membukukan kinerja yang solid pada triwulan III 2021," kata Jahja, dalam konferensi pers virtual, dikutip Jumat (22/10/2021).
Adapun DPK bank dengan kode emiten BBCA itu, didominasi oleh dana murah (current account saving account/CASA) dengan rasio sebesar 78,1 persen atau sebesar Rp 721,8 triliun. Posisi tersebut tumbuh 21 persen secara yoy.
Jika dilihat lebih detail, CASA BCA terdiri dari tabungan nasabah sebesar Rp 458,4 triliun tumbuh 17,2 persen yoy dan giro sebesar Rp 263,4 triliun, tumbuh 28,2 persen.
"Pendanaan CASA yang solid ditopang kinerja BCA dalam mempertahankan kekuatan di segmen perbankan transaksi, terutama dalam memperkuat ekspansi ekosistem digital dan basis nasabah," tutur Jahja.
Sementara itu, deposito BCA hingga September 2021 sebesar Rp 201,9 triliun, tumbuh 9,7 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 184,1 triliun.
Seiring pertumbuhan likuiditas yang kokoh serta kinerja outstanding kredit yang membaik, BCA mempertahankan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih (net interest income) selama sembilan bulan pertama tahun 2021, yakni naik 3,3 persen yoy menjadi Rp 42,2 triliun.
Lalu, pendapatan selain bunga tercatat Rp 15,5 triliun di periode yang sama, atau tumbuh 2,4 persen yoy. Secara total, pendapatan operasional tercatat Rp 57,6 triliun atau naik 3,1 persen yoy.
"Sementara itu, laba bersih tumbuh 15,8 persen yoy menjadi Rp 23,2 triliun, ditopang oleh penurunan biaya operasional dan biaya provisi kredit yang lebih rendah," ucap Jahja.
Baca juga: Bos BCA soal Bank Digital: Buat Apa Banyak Akun Nasabah tapi Enggak Ada Transaksi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.