Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bambang Brodjonegoro: 67 Persen Penduduk Indonesia Rentan Miskin

Kompas.com - 24/10/2021, 18:19 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, mayoritas penduduk Indonesia masuk dalam kategori rentan miskin.

Adapun kategori ini disematkan bagi mereka yang pendapatannya di atas garis kemiskinan namun tidak mencapai kategori kelas menengah. Bahkan, jumlah penduduk rentan miskin ini berkisar 67 persen dari total penduduk Indonesia.

"Kelompok di bawah garis kemiskinan saat ini 10 persen, dan ada kelompok kedua yaitu kelompok rentan miskin dan expiring middle class itu 67 persen dari jumlah penduduk. Nah kemudian di atasnya kelas menengah dan kelas atas," kata Bambang dalam Peluncuran Buku 25 Tahun Kontan secara virtual, Minggu (24/10/2021).

Baca juga: Mendag: Ekonomi Digital Akan Mengikis Gap antara Orang Kaya dan Miskin

Bambang menuturkan, kelompok ini termasuk kelompok yang terdampak saat pandemi. Ketika pandemi, biasanya mereka tidak punya banyak tabungan atau bahkan tidak memiliki tabungan sama sekali. Kelompok dengan tabungan setara 6 bulan pengeluaran relatif minoritas.

Tak heran selama pandemi, mereka kerap menjual barang berharga dan menggadai barang yang masih memiliki nilai jual untuk menjaga daya beli. Jika tidak ada barang bernilai, mereka mengurangi pengeluaran kecuali untuk makanan.

"Kebanyakan adalah tabungan tipis dan tidak punya tabungan. Sedangkan kalau kita lihat dari dampak Covid-19, sudah jelas yang menjadi isu adalah daya beli. Jadi daya beli masyarakat sangat terdampak negatif, sebagai akibat dari, PHK, dirumahkan, pengurangan upah, dan UMKM yang tidak bisa bergerak," beber Bambang yang juga sempat menjadi Menristek ini.

Adapun untuk menjaga daya beli kelompok tersebut, bantuan yang perlu digelontorkan adalah bantuan langsung tunai (BLT) yang tepat sasaran kepada kelompok tersebut.

Bantuan tersebut berguna untuk mencegah kelompok rentan miskin kembali hidup miskin yang menyebabkan tingkat kemiskinan di RI menjadi naik.

"Komponennya kalau menjaga daya beli itu adalah bantuan tunai. Berarti yang perlu dapat bantuan langsung untuk menjaga daya beli adalah kelompok di bawah garis miskin dan rentan miskin, dan kelompok kedua adalah expiring middle class," jelas dia.

Sementara untuk UMKM, bantuan yang relevan saat pandemi adalah membantu UMKM go digital. Terbukti, UMKM yang sudah terekspos dengan digitalisasi jauh lebih tahan banting dibanding UMKM yang berjualan secara offline.

"Intinya bantuan tunai dan digitalisasi menjadi sangat penting, tapi otomatis pengawasan untuk digital harus diperkuat," pungkas Bambang, yang kini menjadi komisaris di beberapa perusahaan ini.

Baca juga: Laris, Bambang Brodjonegoro Diangkat jadi Komisaris Indofood

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com