Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ironi Kereta Cepat: Penumpang Menuju Bandung "Dioper" Pakai KA Diesel

Kompas.com - Diperbarui 04/11/2021, 10:40 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah resmi menggelontorkan uang APBN untuk mendanai proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung. Perkembangan proyek pembangunan kerja sama Indonesia-China ini sudah mencapai 79 persen.

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) terus melakukan berbagai upaya percepatan untuk menjaga agar target operasional kereta cepat di akhir tahun 2022 bisa terwujud.

Kereta Cepat Jakarta Bandung sendiri memiliki empat stasiun yakni Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, dan Stasiun Tegalluar.

Berbeda dari kereta reguler yang sudah dijalankan PT KAI yang sudah terakses dengan stasiun di tengah kota, stasiun kereta cepat berada di kawasan pinggiran kota.

Di Jakarta, stasiun kereta cepat berada di kawasan Halim, Jakarta Timur. Sementara untuk Bandung, penumpang bisa naik turun di Stasiun Padalarang di Kabupaten Bandung Barat maupun Stasiun Tegalluar yang masuk wilayah Kabupaten Bandung.

Baca juga: Sederet Alasan Jonan Menolak Proyek Kereta Cepat Saat Jadi Menhub

Naik turun di Bandung

Bagi penumpang yang memang tinggal dan bekerja sekitar di Tegalluar dan Padalarang, tentu jadi keuntungan tersendiri. Namun, bagi penumpang yang ingin ke Kota Bandung atau sebaliknya, naik kereta cepat artinya harus bersiap sedia berganti moda transportasi. 

Presiden Direktur PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, pihaknya membangun stasiun kereta cepat di Padalarang untuk mengakomodasi penumpang dari atau menuju Kota Bandung dengan kereta pengumpan atau feeder. 

Dengan kata lain, penumpang kereta cepat dari Jakarta yang ingin melanjutkan perjalanan ke Kota Bandung atau Cimahi harus berhenti di Stasiun Padalarang milik KCIC dan berjalan kaki menuju Stasiun Padalarang milik PT KAI. 

Stasiun kereta cepat dan kereta reguler itu saat ini dibangun dalam satu kawasan atau hub. Nantinya, di Stasiun Padalarang PT KAI, penumpang bisa menaiki KA feeder yang menuju ke Kota Bandung dan Cimahi. 

Baca juga: Melihat Lagi Janji Jokowi soal Kereta Cepat 6 Tahun Lalu

"Di Stasiun hub Padalarang ini, akan terjadi konektivitas yang nyaman bagi penumpang KCJB yang ingin langsung melanjutkan perjalanan ke Kota Cimahi dan Bandung dengan KA feeder yang dilayani oleh PT KAI," kata Dwiyana, dikutip dari Antara, Kamis (4/11/2021).

Ia menjelaskan, penambahan stasiun hub di Padalarang dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek, seperti demografi, komersial, dan infrastruktur di area Padalarang, yang memadai dan mampu menyasar penumpang yang berasal dari Bandung bagian barat.

"Stasiun kereta cepat akan berada di sebelah barat stasiun KA Padalarang. Penumpang yang hendak menggunakan layanan kereta cepat dari Padalarang atau sebaliknya akan disediakan KA konvektivitas menuju Stasiun Cimahi dan Bandung," katanya.

Ia memaparkan, KA feeder akan menggunakan rangkaian KRD yang didesain seperti KA Bandara, dan melayani rute dari Stasiun Padalarang menuju Stasiun Bandung serta dapat berhenti di Stasiun Cimahi.

Baca juga: Sah, Proyek Kereta Cepat Diguyur Duit APBN Rp 3,4 Triliun

Menurut rencana, pemberangkatan KA feeder ini adalah setiap 20 menit pada jam sibuk dan 30 menit di luar jam sibuk atau menyesuaikan operasional kereta cepat.

Durasi perjalanan dari Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung adalah 18 menit. Jika berhenti di Stasiun Cimahi maka durasi perjalanan menjadi 22 menit.

Alternatif lainnya bagi penumpang yang menuju Kota Bandung, bisa turun dan keluar dari Stasiun Padalarang, dan berganti moda transportasi lain seperti angkutan umum terdekat ataupun transportasi online. 

Presiden Joko Widodo meninjau lokasi proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang berada di Kelurahan Warungharja, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Selasa (18/5/2021). dok. Agus Suparto Presiden Joko Widodo meninjau lokasi proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang berada di Kelurahan Warungharja, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Selasa (18/5/2021).

Namun, pada opsi ini, penumpang kereta cepat yang menuju ke Kota Bandung harus bersiap dengan kemacetan. Seperti diketahui, jalan arteri dari Padalarang menuju pusat Kota Kembang via Cimahi selama ini dikenal dengan jalur kemacetan parah. 

Baca juga: Kenapa APBN Perlu Nombok Proyek Kereta Cepat? Ini Alasan Pemerintah

Jika penumpang kereta cepat dijemput dengan menggunakan kendaraan pribadi atau taksi online, akses ke Kota Bandung lainnya setelah turun dari kereta cepat adalah melalui Tol Cipularang dan keluar di Pasteur ataupun Pasir Koja. 

Sementara itu, pengoperasian Stasiun Tegalluar diharapkan dapat menyasar penumpang di Bandung bagian timur, yang nantinya terhubung dengan Bus Rapid Transit, taksi, ataupun moda transportasi lainnya.

Naik turun di Jakarta

Sementara itu, penumpang yang naik turun di Jakarta harus menuju Halim. Berbeda dari Padalarang yang berdekatan dengan stasiun kereta reguler, tidak demikian halnya dengan Stasiun Halim.

Halim sendiri selama ini dikenal dengan kawasan bandara sipil dan militer milik TNI AU. Letaknya pun berada di pinggiran Jakarta dan dekat dengan Bekasi.

Baca juga: Ini 3 Alasan China Dipilih Jokowi Garap Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Untuk transportasi publik, halte Transjakarta terdekat adalah Halte Cawang, sedangkan untuk KRL, stasiun paling dekat adalah Stasiun Cawang. 

Sebagai gambaran, masyarakat yang menuju ataupun dari Halim, terutama untuk tujuan Bandara Halim Perdana Kusuma, selama ini banyak yang mengandalkan kendaraan pribadi ataupun transportasi online. 

Pekerjaan kereta cepat Jakarta-Bandung di SS Pasteur, Jabar. DOK. JASAMARGA METROPOLITAN TOLLROAD Pekerjaan kereta cepat Jakarta-Bandung di SS Pasteur, Jabar.

Baca juga: Biaya Kereta Cepat Bengkak Rp 27 Triliun Lebih, Studi Kelayakan China Dipertanyakan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com