Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mantan "Driver" Ojol yang Kini Membuka Lapangan Pekerjaan

Kompas.com - 24/11/2021, 06:35 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemanfaatan aplikasi digital mendorong perkembangan bisnis para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Hal ini seiring dengan terus naiknya tren belanja online.

Asep, pengusaha UMKM produk sepatu bayi dengan merek Syalu, ikut merasakan manfaat penggunaan platform digital pada bisnisnya.

Sebelum berkecimpung dalam bisnis UMKM, Asep sempat menjadi karyawan perusahaan multifinance dan sempat menjadi driver ojek online (ojol).

Namun, pada 2018, Asep banting setir untuk memulai usaha menjual produk sepatu bayi. Saat itu, ia melihat peluang dari banyaknya perajin sepatu bayi di sekitar tempat tinggalnya.

Asep menilai para perajin tersebut mampu memproduksi sepatu bayi berkualitas ekspor.

Baca juga: Dulu Lahan Rawan Kebakaran, Kini Jadi Pertanian Nanas yang Bawa Cuan

"Pada saat itu saya merasa tertarik saja, gimana kalau coba jualan sepatu bayi saja. Itulah awalnya," ujar Asep saat dalam acara virtual Rumpi Bareng Lazada secara virtual, Selasa (23/11/2021).

Tak disangka, usaha coba-coba yang dilakukan Asep berbuah manis. Produk sepatu bayinya laris manis di pasaran. Apalagi setelah dia bergabung menjadi seller di Lazada, usahanya meningkat pesat.

Saat ini, Asep sudah menerima ratusan pesanan produk setiap hari. Bahkan, pesanan tersebut bisa lebih dari 5.000 pesanan per hari saat momen-momen tertentu, misalnya saat kampanye mega di Lazada. 

Tak hanya itu, kehadiran Syalu juga membuat Asep bisa mempekerjakan 13 orang karyawan dan 10 perajin. Setiap perajin bisa memiliki hingga 15 orang karyawan yang memproduksi sepatu Syalu.

Baca juga: Menjaring Cuan Bisnis di Usia Senja

“Mencari peluang bisnis bisa dimulai dari sekitar kita. Lihat lingkungan atau jaringan yang sudah kita miliki. Seperti saya terinspirasi membangun Syalu dari lingkungan sekitar dan cerita mengenai Lazada kala itu," kata Asep.

"Meski awalnya saya harus menstok produk cukup banyak karena ketentuan dari perajin, tetapi dengan keyakinan akan kualitas produk serta kapabilitas Lazada dalam membantu penjual seperti saya, bismillah, saya yakin bisa berhasil,” sambungnya.

Ia menuturkan, salah satu faktor yang mendorong perkembangan bisnis Syalu adalah fitur bayar di tempat (cash on delivery/COD) Lazada. Fitur tersebut menyasar pelanggan yang belum memiliki rekening bank atau belum memiliki akses mobile banking, khususnya di daerah pelosok.

Lazada, lewat program pelatihan Lazada University atau komunitas Lazada Club, juga membantu Asep mempelajari semua fitur yang ada demi bisa mengembangkan bisnisnya.

"Lewat program Lazada University itu, saya banyak dapat ilmu baru. Itu yang saya terapkan terus-menerus. Terasa sekali manfaatnya, alhamdullilah," pungkas Asep.

Baca juga: Mengecap Manisnya Budidaya Lebah Madu di Halaman Rumah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com