Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkatkan Kapasitas Pabrik, Archi Targetkan Bisa Produksi 14 Ton Emas pada 2025

Kompas.com - 26/11/2021, 21:42 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

MANADO, KOMPAS.com - PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) menargetkan kapasitas produksi pabrik pengolahannya yang berada di Tambang Emas Toka Tindung, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, bisa mencapai 8 juta ton per tahun pada 2025.

Pada 2020, perusahaan tambang emas milik taipan Peter Sondakh itu memiliki kapasitas pabrik pengolahan sebesar 3,6 juta ton per tahun, lalu di akhir 2021 ditargetkan mencapai 4 juta ton per tahun, dan akan kembali naik di 2022 mencapai 5 juta ton per tahun.

Deputy Chief Executive Officer Archi Indonesia Rudy Suhendra mengatakan, peningkatan kapasitas pabrik dilakukan seiring dengan pengembangan pada koridor barat yang memiliki potensi tambahan cadangan emas sekitar 5,3-13 juta ons dalam 5 tahun ke depan. Pengelolaannya berpotensi menggunakan metode underground mining.

Saat ini, jumlah cadangan emas yang dimiliki Archi mencapai 3,9 juta ons yang berasal dari 4 blok emas di koridor timur dengan metode pertambangan terbuka (open pit). Terdiri dari Blok Toka, Blok Kopra, Blok Alaskar, dan Blok Araren.

Baca juga: Waswas Tarif Cukai Rokok Naik, Buruh Tembakau Mengadu ke Kemenaker

"Kapasitas produksi akan naik dengan seiringnya temuan cadangan. Makannya salah satu target kami (kapasitas produksi) menjadi 8 juta ton di 2025, karena mengikuti cadangan tadi, yang saat ini 3,9 juta ton akan bertambah dengan cadagangan di koridor barat," ujar Rudy di Manado, Sulawesi Utara, Kamis (25/11/2021).

Penambahan kapasitas pabrik dan cadangan emas itu akan memungkinkan Archi mencapai jumlah produksi emas (throughput) tahunan lebih dari 450 kilo ons atau setara dengan lebih dari 14 ton emas per tahun pada 2026 dan seterusnya.

Menurutnya, dengan angka produksi emas tersebut, Archi bisa mencapai targetnya menjadi produsen emas terbesar di Asia Tenggara dan masuk dalam 50 besar produsen emas terbesar di dunia, berdasarkan laporan CRU International Ltd.

Berdasarkan laporan CRU saat ini produsen emas terbesar di Asia Tenggara masih dipegang oleh PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe, dengan produksi emas sekitar 350 kilo ons. Sementara Archi ada di posisi kedua dengan produksi emas berkisar 220 kilo ons.

"Kami ingin menjadi perusahaan pure-play emas (pure-play gold producer) yang terintegrasi dan terbesar di Asia Tenggara," kata Rudy.

Baca juga: Apa Kabar 34 Lapangan Migas Kandidat Proyek EOR Indonesia?

Adapun pada Tambang Emas Toka Tindung, Archi memiliki sekitar 40.000 hektar wilayah konsesi yang dikelola oleh kedua anak usahanya. Terdiri dari 31.000 hektar oleh PT Tambang Tondano Nusajaya dan 9.000 hektar oleh PT Meares Soputan Mining.

Keduanya merupakan pemegang Kontrak Karya (KK) untuk kawasan tambang tersebut sampai 2041. Namun, KK pengelolaan Tambang Emas Toka Tindung dapat diperpanjang selama 2x10 tahun dalam bentuk Izin Usaha Pertambangan Khusus alias IUPK.

Meski demikian, Archi baru melakukan eksplorasi dan penambangan emas sekitar 10 persen dari total area konsesinya, terutama di area koridor timur. Ke depan, Archi akan fokus untuk mengeksplorasi potensi sumber daya mineral dan cadangan baru di kawasan koridor barat, serta proyek-proyek greenfield lainnya.

Baca juga: Menengok Tambang Emas Archi di Manado, Terbesar di Asia Tenggara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com