Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Negara Maju dan Berkembang Punya Kecepatan Pemulihan Ekonomi Berbeda

Kompas.com - 02/12/2021, 11:33 WIB
Rully R. Ramli,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perekonomian dunia tengah berada dalam tren pemulihan. Berbagai negara sudah mulai menunjukan pertumbuhan ekonomi yang positif.

Namun demikian, Bank Indonesia (BI) menilai, kecepatan pemulihan ekonomi di negara maju dan negara berkembang berada di level yang berbeda.

“Kalau kita lihat, negara maju dan negara berkembang kecepatan pertumbuhan ekonomi berbeda,” ujar Asisten Gubernur BI, Aida S. Budiman, dalam gelaran Bank Indonesia Bersama Masyarakat (BIRAMA) 2021, Kamis (2/12/2021).

Baca juga: Pemulihan Pariwisata Didominasi Turis Lokal, Industri Perhotelan Maksimalkan Potensi Bisnis ini

Perbedaan kecepatan pertumbuhan ekonomi itu utamanya didorong oleh dua aspek utama.

Aida yang telah mendapatkan restu dari DPR untuk menjadi Deputi Gubernur BI mengatakan, aspek pertama yang mempengaruhi kecepatan pemulihan ekonomi ialah kemampuan suatu negara dalam mengeluarkan stimulus terhadap perekonomian.

“Ada perbedaan kemampuan negara untuk melakukan stimulus atau bantuan kepada perekonomian. Stimulus moneter, stimulus fiskal,” katanya.

Aspek penting lainnya ialah, kemampuan suatu negara dalam mendapatkan vaksin Covid-19. Dengan semakin tingginya tingkat vaksinasi Covid-19, suatu negara akan lebih cepat melakukan pembukaan berbagai aktivitas perekonomian.

Negara maju mendapatkan vaksin lebih banyak dibanding negara berkembang. Sekarang rata-rata di negara maju tingkat vaksinasi mencapai 66 persen, dibandingkan negara berkembang di kisaran 30 persen,” tutur Aida.

Baca juga: Kemenkeu: Ekonomi Tumbuh 3,51 Persen jadi Momentum Pemulihan

Namun demikian pada tahun 2022, BI memproyeksikan, kecepatan pertumbuhan ekonomi global akan lebih seimbang, selaras dengan penyebaran vaksin Covid-19 yang semakin masif ke berbagai negara.

“Maka sumber pertumbuhan ekonomi tadi lebih merata juga,” ujar Aida.

Lebih lanjut Aida bilang, pada tahun ini pertumbuhan ekonomi global diprediksi dapat mencapai level 5,7 persen. Sementara untuk tahun 2022, pertumbuhan ekonomi diproyeksi sedikit melambat ke level 4,4 persen.

“Bukan artinya 4,4 persen lebih rendah dari 5,7 persen. Karena 5,7 persen datang dari -3,1 persen. Sedangkan 4,4 persen datang pada proses normalisasi,” ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com