Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Ingatkan soal Dampak Besar Korupsi

Kompas.com - 08/12/2021, 11:55 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan besarnya dampak perilaku korupsi. Korupsi menyebabkan warga miskin semakin banyak dan meningkatkan kesenjangan antara masyarakat kaya dan miskin.

Bendahara Negara ini lantas menyebut, korupsi memiliki dampak yang luar biasa merusak dan perilaku yang sangat berbahaya. Cita-cita negara menjadi negara makmur akan terhambat bahkan tidak pernah terwujud akibat perilaku ini.

"Akan terjadi inequality (ketimpangan) dan poverty (kemiskinan) yang terus menerus. Menciptakan kesenjangan yang luar biasa, menciptakan kerusakan dalam kehidupan sosial ekonomi," kata Sri Mulyani dalam acara Puncak Hari Anti Korupsi Sedunia, Rabu (8/12/2021).

Baca juga: PPKM Level 3 Batal, Testing dan Tracing Covid-19 akan Digencarkan Saat Nataru

Dia menuturkan, negara dengan tingkat korupsi yang tinggi tidak bisa maju meskipun punya sumber daya alam yang melimpah. Selalu ada kesulitan akses di semua bidang, baik pendidikan, kesehatan, hingga akses air bersih.

Indeks persepsi korupsi di Indonesia sendiri sudah membaik, meski sempat mengalami penurunan lagi pada tahun 2020. Indonesia kata Sri Mulyani, masih memiliki pekerjaan rumah untuk bertransformasi menjadi negara yang tak ramah terhadap korupsi.

"Kita bisa dengan mudah mendapatkan bukti, bagaimana negara yang tidak bisa mengatasi korupsi meski mereka memiliki natural resources, banyak masyarakatnya yang kelaparan, yang tidak bisa mendapat pendidikan, bahkan untuk dapat air bersih pun tidak diperoleh," ujar Sri Mulyani.

Untuk mencegah korupsi, wanita yang akrab disapa Ani ini menjabarkan tiga kunci penting, yakni akuntabilitas, kompetensi, dan etika minus korupsi. Ketiga cara ini dinilai akan melahirkan integritas.

Artinya jika suatu lembaga negara menyatakan menjaga integritas, maka perlu menumbuhkan budaya akuntabilitas, kompetensi, dan etika.

Baca juga: Sri Mulyani: Korupsi merupakan Penyakit yang Luar Biasa Berbahaya

Akuntabilitas bukan hanya catatan di kertas, seperti membuat laporan keuangan dan diaudit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), namun diterapkan dalam kehidupan dan sikap sehari-hari.

"Accountability ada pada sikap setiap hari. Kalau Anda membuat keputusan, Anda tahu nanti Anda harus accountable pada keputusan tersebut. Anda harus tahu waktu Anda menggunakan resources, Anda harus tahu bahwa resource ini adalah berasal dari uang negara," ucapnya.

Kompetensi juga memiliki andil penting dalam mencegah perilaku korupsi. Menurut Ani, semua pihak harus memiliki kompetensi agar setiap transformasi mencapai tujuan yang diinginkan.

"Mungkin kita tidak korup, tapi gagal mencapai tujuan (jika kita tidak memiliki kompetensi). Ini adalah elemen rasa bahwa kita mengemban amanah publik. Sebelum mengambil keputusan, kita juga meneliti dan kemudian menguji apakah ini pantas atau tidak pantas," kata Sri Mulyani.

Baca juga: Dirjen Pajak ke Jajarannya: Jangan Korupsi! Jabatan adalah Amanah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com