Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Sebut Pengembangan Kawasan Industri Hijau di Kaltara Jadi Rezeki Boy Thohir

Kompas.com - 21/12/2021, 18:24 WIB
Ade Miranti Karunia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, lahan yang akan dibuat untuk pengembangan kawasan industri hijau di Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara merupakan milik kakak dari Menteri BUMN, Garibaldi Thohir atau akrab disapa Boy Thohir.

Luhut bilang, awalnya tidak tahu siapa pemilik lahan tersebut. Karena lahan itu menurut Luhut, cocok untuk dijadikan kawasan industri hijau dibandingkan dengan lahan lainnya.

Baca juga: Sentilan Susi Pudjiastuti: Pejabat Boleh Karantina di Rumah, Bisa Hemat, Kenapa Warga Sipil Tidak?

Hal tersebut ia sampaikan kepada Presiden Joko Widodo yang hadir langsung dalam peletakkan batu pertama pengembangan kawasan industri hijau, Selasa (21/12/2021).

"Jujur, tadinya kami tidak mengerti siapa yang memiliki tanah ini. Setelah kami meninjau daerah ini dan mengirimkan tim, baru menemukan bahwa yang memiliki tanah adalah Pak Boy Thohir," jelas Luhut, yang ditayangkan secara virtual.

Baca juga: Luhut Ungkap Rumitnya Kembangkan Kawasan Industri Hijau di Kaltara

"Tidak ada pilihan lain pak (Presiden), karena semua tanah di kawasan ini yang paling menarik adalah daerah ini (tanah milik Boy Thohir). Jadi mungkin rezekinya Pak Boy Thohir juga pak (Presiden)," sambung Luhut.

Minat investasi di kawasan industri hijau datang bertubi-tubi

Luhut yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan era Jokowi ini menambahkan, ketika pertengahan Juli 2021, saat pemerintah tengah sibuk menghadapi serta mengatasi virus varian Delta yang masuk ke Indonesia, justru banyak investor mulai menunjukkan minat berinvestasi untuk pengembangan kawasan industri hijau.

"Informasi minat investasi untuk masuk kawasan industri hijau ini datang bertubi-tubi. Pihak konsorsium yang memiliki tanah yang dipimpin oleh Bapak Boy Thohir bernegosiasi dengan banyak investor," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com