Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makin Banyak UMKM Manfaatkan Tren Digital, Data Center Tak Boleh Kebakaran

Kompas.com - 27/12/2021, 16:04 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur ICT Institute, Heru Sutadi mengatakan, perlindungan kebakaran data center dilakukan lantaran tren Internet of Things yang semakin meluas sehingga dibutuhkan infrastruktur yang aman dan bisa diandalkan.

Data pemerintah menyebut jika tahun 2021 ini sudah ada 11 juta UMKM digital di Indonesia dengan target sebanyak 30 juta UMKM yang akan onboarding secara digital di 2024.

Belum lagi institusi pemerintahan yang mulai memindahkan layanannya ke dalam aplikasi, atau perusahaan besar yang mulai terbiasa menerapkan sistem kerja remote.

Baca juga: BSDE Bakal Masuk ke Bisnis Data Center

Oleh sebab itu dari semua perkembangan itu, koneksi jaringan akan semakin besar dan data center pun menjadi hal yang esensial.

"Data center menjadi urat nadi internet, termasuk di Indonesia, apalagi yang terhubung dengan Indonesia Internet Exchange. Jika bermasalah maka akan berdampak ke masyarakat luas. Kita belajar banyak dari kebakaran data center yang terjadi baru-baru ini. Gedung tersebut memang tidak didesain untuk penempatan data center, apalagi untuk mengantisipasi bencana, baik itu banjir, gempa, dan kebakaran," ujar Direktur ICT Institute, Heru Sutadi dalam siaran persnya, Senin (27/12/2021).

Baca juga: Surge Targetkan Bangun 580 Edge Data Center hingga Akhir 2021

Data center kebakaran, bisnis bisa lumpuh total

Heru menilai, data center harus bisa diandalkan dan tak boleh sampai bermasalah, apalagi dalam waktu lama, atau yang paling fatal adalah terjadinya kebakaran di data center.

Sontak semua industri yang mengandalkan data center akan lumpuh total, bisnis mati dan kerugian perusahaan akan menggunung, yang berimbas pada citra perusahaan.

Intinya, kata dia, sebuah data center itu harus kuat menghadapi segala macam bencana agar bisnis bisa terus berjalan.

Oleh karena itu data center harus mematuhi standar internasional yang penempatannya bersifat khusus atau tidak sembarangan, termasuk juga memperhatikan sisi catu daya, tahan gempa dan kebakaran, serta jaminan kemampuan untuk beroperasi selama 24/7.

Baca juga: Telkom akan Miliki Data Center Terbesar di Indonesia

NeuCentrIX dari Telkom terapkan standar pencegahan kebakaran

NeuCentrIX, merek produk data center yang dikelola Telkom Group, kini menerapkan standar Internasional untuk mencegah kebakaran data center, sesuai NFPA 75 sebagai Standar untuk Perlindungan Kebakaran Peralatan Teknologi Informasi.

NeuCentrIX merupakan data center carrier-neutral yang menyediakan layanan colocation, connectivity, layanan cloud, akses kokten (CDN) dan internet exchange. 

Direktur Wholesale & International Service PT Telkom Indonesia, Bogi Witjaksono menjelaskan, dalam NFPA 75, ada beberapa standar yang harus dipatuhi oleh para pemilik data center. 

Misal, ada Suppression System, yakni  ruang server dan data center harus memenuhi kualitas aman di udara.

Kemudian, pemilihan lokasi data center juga penting. Yang harus dipertimbangkan dan dievaluasi adalah assessment potensi bencana, sampai kedekatan ke area publik.

Selanjutnya, pembangunan gedung data center harus mempertimbangkan aspek teknis floor loading, kekuatan dinding untuk menghadapi bahaya dari luar.

Sedangkan dalam perencanaan, instalasi, dan perawatan data center harus melalui standar-standar yang berlaku, salah satunya pada media suppression bisa berbahaya jika tidak didesain secara benar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com