Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran PEN Cuma Terserap 88,4 Persen, Ini Alasannya Menurut Menkeu

Kompas.com - 04/01/2022, 12:13 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, serapan realisasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN) mencapai Rp 658,6 triliun sampai akhir Desember 2021. Anggaran ini hanya terserap 88,4 persen dari pagu yang dianggarkan Rp 744,77 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, ada beberapa alasan serapan program PEN tidak maksimal. Menurut dia, beberapa program tidak bisa terealisasi sehingga dana untuk program tersebut dikembalikan.

“Realisasinya 88,4 persen, sayangnya belum bisa mencapai keseluruhan. Beberapa program tidak bisa dijalankan anggaran kembali lagi," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (3/1/2022).

Baca juga: Sri Mulyani: Sudah Ada 195 Orang Ikut Tax Amnesty, Harta yang Diungkap Rp 169,9 Miliar

Wanita yang karib disapa Ani ini mengungkap, serapan tersebar di beberapa klaster. Untuk klaster kesehatan, realisasinya sebesar Rp 198,5 triliun atau hanya terserap 92,3 persen dari pagu anggaran Rp 214,96 triliun.

Anggaran digunakan untuk biaya perawatan 1,4 juta pasien Covid-19, insentif 1,5 juta tenaga kesehatan pusat, dan santunan kematian untuk 571 nakes.

"Untuk biaya perawatan pasien Covid-19 ini yang memang masih akan terus berubah karena masih akan ada audit," kata Sri Mulyani.

Adapun di program perlindungan sosial, sudah terealisasi Rp 171 triliun atau mencapai 91,5 persen dari pagu Rp 186,64 triliun. Anggaran digunakan unik ragam bansos, seperti diskon listrik kepada 32,6 juta penerima, bantuan kuota internet untuk 66,6 juta penerima, dan pengentasan kemiskinan ekstrim kepada 1,16 juta penerima di 35 kabupaten prioritas.

Lalu, program prioritas terealisasi sebanyak Rp 105,4 triliun atau baru mencapai 89,3 persen dari anggaran Rp117,94 triliun.

“Kita sudah anggarkan Rp 117,94 triliun, namun belum terserap semua. Ada masalah dalam program, entah untuk padat karya, pariwisata dan fasilitas yang lainnya," beber Ani.

Baca juga: Sri Mulyani Kesal, Belum Lunasi Utang BLBI, Sinivasan Malah Jual Asetnya

Kemudian, realisasi program dukungan UMKM dan korporasi Rp 116,2 triliun. Anggaran telah digunakan untuk BPUM 12,8 juta usaha, bantuan untuk 1 juta PKL, serta imbal jasa penjaminan untuk 2,45 juta UMKM dan 69 Korporasi.

Selanjutnya subsidi bunga KUR untuk 7,51 juta debitur dan non KUR untuk 7,02 juta debitur. Ada pula PMN untuk Hutama Karya, Pelindo III, KIW, ITDC, LPEI, Waskita Karya, LPI/INA dengan total Rp 40,76 triliun.

Sedangkan realisasi untuk program insentif usaha yang tercapai penuh mencapai Rp67,7 triliun. Angka ini telah melebihi pagu anggaran sebesar Rp 62,83 triliun.

"Insentif ini paling bagus penyerapannya dan ternyata dunia usaha lebih mendapatkan insentif ini," tandas Ani.

Baca juga: Realisasi PEN Cuma 88,5 Persen, Menko Airlangga Pesimistis Tembus 100 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com