Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sisa Anggaran di Bangka Belitung Capai Rp 798,38 Miliar

Kompas.com - 28/01/2022, 20:35 WIB
Heru Dahnur ,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

BANGKA, KOMPAS.com - Jumlah dana Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa) Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama 2021 mencapai Rp798,38 miliar. Anggaran yang tidak terserap tersebut selanjutnya diakumulasikan lagi untuk pos belanja tahun anggaran 2022.

Kepala Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Bangka Belitung Edih Mulyadi mengatakan, pendapatan Pemerintah Kepulauan Bangka Belitung dari pendapatan asli daerah dan transfer dana pusat selama 2021 mencapai Rp 8,58 triliun.

Sedangkan belanja tercatat Rp 8,34 triliun, pembiayaan daerah Rp 557,51 miliar, dan Silpa Rp 798,38 miliar.

"Untuk Silpa ini memang menjadi perhatian, bagaimana agar dimaksimalkan tahun ini sebagai pemulihan ekonomi nasional," kata Edih saat laporan fiskal 2021, Jumat (28/1/2022).

Baca juga: Lonjakan Harga Ikan hingga Cabai Rawit Picu Inflasi 3,75 Persen di Bangka Belitung

Dana Silpa terbesar disumbang unit kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Rp171,76 miliar. Sementara untuk kabupaten atau kota, paling besar disumbang Kabupaten Belitung Rp 149,03 miliar disusul Kota Pangkalpinang Rp 138,96 miliar. Sedangkan Silpa terkecil berasal dari Kabupaten Bangka Barat Rp 38,79 miliar.

Dana Silpa umumnya disebabkan program pembangunan fisik yang tidak berlanjut atau batal serta adanya pemangkasan belanja dinas.

"Ke depan perlu sinergi antar stakeholder dan peningkatan sumberdaya pegawai agar belanja anggaran bisa dimaksimalkan," ujar Edih.

Di sisi lain, Edih menegaskan bahwa sumber anggaran belanja di Kepulauan Bangka Belitung masih dominan dari transfer pemerintah pusat. Dari akumulasi Rp 8,58 triliun, sebesar 78,72 persen atau Rp 6,76 triliun berasal dari pusat.

"Sebagai perwakilan Kementerian Keuangan kami akan melakukan kajian sejauh mana dampak anggaran untuk kesejahteraan masyarakat. Kami komitmen untuk terbuka, bahkan satu rupiah pun harus jelas kontribusinya," pungkas Edih.

Baca juga: LPS Pertahankan Tingkat Bunga Penjaminan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketentuan Cuti Melahirkan ASN akan Diperbarui, Termasuk bagi ASN Pria

Ketentuan Cuti Melahirkan ASN akan Diperbarui, Termasuk bagi ASN Pria

Whats New
THR Lebaran 2024: Cara Menghitung, Kriteria Penerima, hingga Sanksi

THR Lebaran 2024: Cara Menghitung, Kriteria Penerima, hingga Sanksi

Work Smart
Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Spend Smart
Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Whats New
Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Whats New
IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Whats New
Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Whats New
Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Whats New
Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Whats New
Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Whats New
Ini 4 Perusahaan Terindikasi 'Fraud' Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Ini 4 Perusahaan Terindikasi "Fraud" Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Whats New
[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan 'Fraud' 4 Debitor LPEI

[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan "Fraud" 4 Debitor LPEI

Whats New
Bos Bulog: Harga Beras Akan Sulit Kembali ke Titik Semula Seperti Setahun Lalu...

Bos Bulog: Harga Beras Akan Sulit Kembali ke Titik Semula Seperti Setahun Lalu...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com