Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wall Street Merah, Saham Tesla, Moderna dan Amazon Ambles

Kompas.com - 24/02/2022, 06:47 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.comWall Street kembali merah pada penutupan perdagangan Rabu (23/2/2022) waktu setempat. Pelemahan indeks Wall Street masih disebabkan oleh meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina.

S&P 500 turun 1,8 persen atau 79,12 poin menjadi 4.225,50, atau turun hampir 12 persen secara year to date. Pelemahan indeks juga terjadi pada Dow Jones Industrial Average (DJIA) yang turun 1,38 persen di posisi 33.131,76 atau melemah 464,84 poin.

Baca juga: Kelebihan Pasokan Listrik, PLN Akan Bangun Energy Storage System

Pelemahan terdalam terjadi pada indeks acuan saham – saham teknologi AS, Nasdaq Composite sebesar 2,5 persen atau 344,02 poin menjadi 13.037,49. Secara year to date Nasdaq telah turun 17,6 persen, sementara DJIA melemah 9,4 persen.

"Saham akan berjuang untuk menemukan arah sampai pasar keuangan dapat menjawab, apakah ada solusi diplomatik atas krisis Rusia-Ukraina atau akan berakhir dengan perang regional," kata Analis pasar senior dari Oanda, Edward Moya seperti dilansir dari CNBC.

Beberapa saham di Bursa AS yang ajlok mayoritas dari saham teknologi, seperti tesla yang ambles 7 persen, Moderna terjun 6,3 persen, Amazon turun 3,6 persen, dan Apple melemah 2,6 persen.

Baca juga: Bank Mandiri Masih Kaji Kemungkinan Terjun ke Metaverse

Senior global macro strategist dari Truist, Eylem Senyuz mengatakan, saat ini ketidakpastian tetap ada. Namun, secara historis peristiwa militer/krisis cenderung menyebabkan volatilitas di pasar dan sering menyebabkan penurunan jangka pendek.

“Sementara ketidakpastian tetap ada, tetapi saham cenderung pada akhirnya rebound kecuali peristiwa tersebut mendorong ekonomi ke dalam jurang resesi,” ujar Eylem Senyuz.

Baca juga: [POPULER MONEY] Gurita Bisnis Salim Grup | Janji Jokowi Stop Impor Kedelai | Tarif Tol Dalam Kota Terbaru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 hingga 30 Juni 2024, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 hingga 30 Juni 2024, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Kemendag Rilis Daftar 11 Komoditas dengan Perubahan Lartas, Apa Saja?

Kemendag Rilis Daftar 11 Komoditas dengan Perubahan Lartas, Apa Saja?

Whats New
Wafatnya Presiden Iran Diyakini Tak Berdampak Signifikan ke Perekonomian Global

Wafatnya Presiden Iran Diyakini Tak Berdampak Signifikan ke Perekonomian Global

Whats New
Anomali Harga Emas yang Terus-terusan Cetak Rekor Tertinggi

Anomali Harga Emas yang Terus-terusan Cetak Rekor Tertinggi

Whats New
Menhub Curhat Kurangnya Komitmen Pemda Bangun Transportasi Massal

Menhub Curhat Kurangnya Komitmen Pemda Bangun Transportasi Massal

Whats New
Demi Jaga Integritas Perkebunan, Kementan Adakan Sosialisasi SPI

Demi Jaga Integritas Perkebunan, Kementan Adakan Sosialisasi SPI

Whats New
Kementerian BUMN Beberkan Penyebab Terjadinya Indikasi Korupsi di Biofarma

Kementerian BUMN Beberkan Penyebab Terjadinya Indikasi Korupsi di Biofarma

Whats New
Jadwal Operasional BCA Selama Libur 'Long Weekend' Waisak 2024

Jadwal Operasional BCA Selama Libur "Long Weekend" Waisak 2024

Whats New
14 Etika E-mail Profesional yang Perlu Diketahui

14 Etika E-mail Profesional yang Perlu Diketahui

Work Smart
Ini Penyebab Indofarma Mandek Bayar Gaji Karyawan

Ini Penyebab Indofarma Mandek Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Singapura Promosikan Diri Jadi Tuan Rumah Konferensi dan Pameran

Singapura Promosikan Diri Jadi Tuan Rumah Konferensi dan Pameran

Whats New
Bank DKI Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Belanda Mau Investasi Energi Terbarukan di RI Senilai Rp 10,16 Triliun

Belanda Mau Investasi Energi Terbarukan di RI Senilai Rp 10,16 Triliun

Whats New
Mau Bangun KRL Surabaya-Sidoarjo, Menhub Gandeng Bank Pembangunan Jerman

Mau Bangun KRL Surabaya-Sidoarjo, Menhub Gandeng Bank Pembangunan Jerman

Whats New
Gandeng TKDN, Pupuk Kaltim Tingkatkan Keamanan dan Keselamatan Armada

Gandeng TKDN, Pupuk Kaltim Tingkatkan Keamanan dan Keselamatan Armada

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com