Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beberapa Negara Ini Pernah Ditawari Pemerintah Investasi di Megaproyek IKN, Apa Saja?

Kompas.com - 23/03/2022, 15:30 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 26 Agustus 2019 telah mengumumkan bahwa Penajam Paser Utara (PPU) di Kalimantan Timur, sebagai lokasi pembangunan ibu kota negara (IKN) baru yang kini telah diberi nama Nusantara. Sejumlah investor pun digadang-gadang tertarik ingin berinvestasi di proyek pembangunan IKN ini.

Mulai dari Uni Emirat Arab, Arab Saudi, China, Jepang, dan Singapura. Saat diumumkannya lokasi IKN, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Padjaitan mengaku kaget dengan banyak investor asing yang tertarik mengeksekusi megaproyek pembangunan ibu kota baru RI di Kalimantan Timur.

"Saya juga kaget, jadi semua orang tertarik masuk situ (ibu kota baru)," kata Luhut Binsar Pandjaitan di kantornya, Selasa (19/11/2019).

Dia menuturkan, negara-negara seperti Jepang, Hongkong, bahkan Pangeran Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al Nahyan tertarik menanamkan modalnya di IKN. Waktu itu, Luhut sebut 30 investor Jepang tertarik menanamkan modalnya di ibu kota baru, disamping proyek Patimban dan kereta cepat Jakarta-Surabaya.

Sedangkan kebutuhan pembangunan IKN Nusantara ini diperkirakan membutuhkan dana hingga Rp 504 triliun. Pemerintah pun terus merayu negara-negara luar agar mau berinvestasi di megaproyek IKN baru tersebut.

Baca juga: Softbank Batal Tanam Modal di IKN, Ini Jawaban Sri Mulyani

Uni Emirat Arab dan Arab Saudi

Luhut ketika melakukan kunjungan kerjanya di Banyuwangi, Jawa Timur baru-baru ini mengatakan, pemerintah tengah menyasar Arab Saudi dan Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), untuk berinvestasi dalam proyek pembangunan IKN Nusantara.

Dari dua negara tersebut, pihaknya menargetkan mendapatkan dana 100 miliar dollar AS untuk pembangunan IKN Nusantara. Untuk saat ini, kata dia, investor dari UEA bersedia mengucurkan investasi senilai 20 miliar dollar AS.

Sementara untuk investor dari Arab Saudi masih dalam proses negosiasi.

"Ada banyak (investor), dari pemerintah Abu Dhabi 20 miliar dollar AS. Dari pemerintah Saudi, nanti kita lihat lagi negosiasi Pak Rachmat (mantan CEO BukaLapak). Terus nanti mungkin dari konsorsium Abu Dhabi dengan Tiongkok, siapa yang tahu, dan lain-lain," kata Luhut saat kunjungan kerja di Pendopo Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (19/3/2022).

Mantan CEO BukaLapak Rachmat Kaimuddin diketahui telah bergabung ke Kemenko Marves. Rachmat kini dipercaya menjadi negosiator pendanaan untuk pembangunan IKN Nusantara.

Luhut mengatakan, telah ada lima negara yang menyatakan tertarik untuk berinvestasi dalam pembangunan IKN Nusantara.

Turki

Ternyata, pemerintah menawarkan ke Negara Turki untuk berinvestasi dalam pembangunan hunian di IKN Nusantara, yakni perumahan di Zona 1A IKN untuk 11.268 unit hunian tahun pementasan 2021 hingga 2024 melalui skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Seperti diketahui, pembangunan infrastruktur IKN Baru di Provinsi Kalimantan Timur tidak hanya perkantoran. Salah satu proyek lainnya yaitu kawasan permukiman. Baik untuk para ASN maupun masyarakat umum. Sebanyak 100.000 rumah dibangun di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sangat menantikan partisipasi Turki dalam pelaksanaan program-program pembangunan di Indonesia.

"Terutama pada sektor jalan tol dan proyek perumahan di IKN baru," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono usai menerima Kunjungan Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal, serta para perwakilan perusahaan Turki di Kantor Kementerian PUPR, Senin (13/12/2021).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com