Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Anak Muda Tak Sadar Jadi Bagian Bonus Demografi

Kompas.com - 01/04/2022, 08:03 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak anak muda Indonesia yang belum menyadari bahwa mereka ialah bagian dari bonus demografi, dan tidak mengetahui apa yang harus mereka siapkan.

Padahal, Indonesia tengah mengalami fase bonus demografi di mana jumlah penduduk usia produktif yang dimiliki negara tersebut lebih banyak dibandingkan dengan usia yang tidak produktif.

Bonus demografi diperkirakan memiliki dampak signifikan terhadap sektor ekonomi, sosial, budaya, hingga faktor keamanan negara dalam beberapa waktu ke depan. 

Hal itu disampaikan dalam hasil Survei Bonus Demografi GueMuda yang diadakan pada 21-29 Maret 2022 dengan menggunakan metode purposive sampling. Survei tersebut dilakukan di tujuh kota besar meliputi Jabodetabek, Medan, Bandung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, dan Surakarta.

Baca juga: Kemenaker: Puncak Bonus Demografi Angkatan Kerja Bakal Diisi Generasi Muda

Hasil survei menunjukkan, dari 405 responden yang berasal dari generasi Z dan milenial, sebanyak 37 persen responden yang tidak menyadari bahwasannya mereka adalah bagian dari periode bonus demografi.

Survei ini juga menunjukkan, masih cukup banyak responden yang tidak yakin bahwa mereka telah melakukan manajemen yang baik untuk menyongsong masa depan dengan prosentase 42,5 persen. Padahal, mayoritas responden yang mengetahui istilah dan definisi bonus demografi mencapai angka 66,4 persen.

“Melalui data tersebut kami ingin menyampaikan bahwa masih terdapat gap yang cukup besar terkait pemahaman mengenai pentingnya bonus demografi di kalangan anak muda, sehingga mereka tidak mempersiapkannya dengan baik. Padahal, periode bonus demografi di Indonesia sudah di depan mata," ujar Direktur Program GueMuda, Rizky Adriyantho melalui rilis, Jumat (1//2022). 

Baca juga: Apa Itu Demografi dan Bonus Demografi?

Pentingnya Bonus Demografi

Rizky menjelaskan, kesadaran generasi Z dan milenial terhadap bonus demografi sejatinya bisa menjadi katalisator untuk dapat mengetahui posisi awal Indonesia di dalam perancangan cetak biru pada sektor ekonomi, sosial, budaya dan keamanan dalam beberapa waktu ke depan.

Rizky pun menghimbau agar seluruh pihak menempatkan urgensitas bonus demografi lantaran jendela kesempatan pemanfaatan fenomena ini Indonesia akan berakhir pada 2035 - 2037, atau ketika jumlah tanggungan 100 penduduk usia produktif sudah lebih dari 50 orang lagi.

"Jika Indonesia akan melewatkan peluang bonus demografi bisa berdampak pada ketergantungan negara kita pada output sektor pendidikan seperti teknologi, ekonomi dan hingga ketersedian pangan sehingga menimbulkan potensi krisis-krisis baru," imbuh Rizky.

 

Fase bonus demografi Korea Selatan

Indonesia dapat mencontoh Korea Selatan yang mampu menyiapkan anak mudanya dalam menghadapi fase bonus demografi.

Korea Selatan pernah menjadi salah satu negara paling miskin di dunia di era pasca Perang Dunia II, namun pada 1950-an mampu mengubah kebijakan pendidikannya dari pendidikan wajib menjadi pendidikan berorientasi produksi.

Hasilnya, tingkat kehadiran usia anak di sekolah melesat jadi 97 persen pada 1990 dan ekonomi Korea Selatan berada pada urutan 11 di negara anggota G20.

"Kita mesti bersama-sama membangun iklim pendidikan yang bisa membuat anak-anak muda saat ini lebih produktif. Ini sebenarnya cocok karena salah satu temuan survei melalui GueMuda.com hampir 50 persen total responden ingin membuka usaha atau berbisnis sebagai mata pencaharian utama," tutup Rizky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com