Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Tuntutan Baru Karakter Wirausaha Setelah Badai Krisis Berlalu

Kompas.com - 05/04/2022, 06:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Karakter resiliens dan agile, tampaknya menjadi kunci, mengapa ada sebagian wirausaha yang berhasil, namun tidak sedikit yang terkapar.

Tantangan pembelajaran

Bagi dunia pendidikan, kondisi yang berubah semestinya menuntut adaptasi praktik pembelajaran, terutama untuk melahirkan wirausaha baru masa depan.

Tiada pilihan lagi, selain lima karakter “klasik” yang telah disebutkan, resiliensi dan agility harus dibangun.

Semangat untuk menghargai proses dan kepercayaan bahwa proses tidak akan mengkhianati hasil harus ditanam dalam benak anak muda, ketimbang cara-cara instan yang tidak membangun mental tahan banting.

Yang ada malah dibanting oleh situasi ketika arah jalan hidup berubah.

Vliet dan kawan-kawan (2019) menyebutkan bahwa agility seseorang dipengaruhi oleh kepribadian, pengalaman dan kemampuan diri.

Praktis, karakter agile tiap individu pasti berbeda karena tiap orang memiliki tingkat intelegensi, kecepatan penguasaan skill, kompetensi dan kemampuan kolaborasi yang berbeda-beda juga (Breu, Hemingway, Strathern, Bridger, 2002).

Memang faktor eksternal dari lingkungan sosial dapat memengaruhi karakter agile seseorang, namun dapat ditingkatkan dengan pemberian motivasi atau pemberdayaan yang lebih pada diri seseorang. Kemampuan berkolaborasi patut memperoleh perhatian lebih.

Tidak ada wirausaha yang berhasil tanpa memperoleh sinergi dari soliditas kolaborasi.

Akhirnya krisis telah mengajarkan kepada kita banyak hal. Proses pembelajaran kewirausahaan yang telah banyak diterapkan di tingkat sekolah dasar, menengah dan perguruan tinggi tampaknya perlu ditata ulang kembali.

Tantangan yang makin tidak pasti di masa mendatang tidak bisa disikapi dengan cara biasa (business as usual), jika tidak mau terpuruk lagi.

*Frangky Selamat, Dosen Tetap Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Tarumanagara

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com