Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengadaan Produk Dalam Negeri Pemerintah Capai Rp 539 Triliun, Luhut: Belanja Impor Kita Kurangi

Kompas.com - 12/04/2022, 20:10 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah terus berupaya mendongkrak kinerja pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), salah satunya melalui pembelian produk untuk pengadaan barang dan jasa kementerian, lembaga, serta pemerintah daerah.

Menteri Kooordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, berdasarkan data Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) komitmen pengadaan barang dan jasa dalam negeri telah mencapai Rp 539 triliun.

"Belanja impor kita kurangi, diganti dengan belanja produk dalam negeri," ujar dia, dalam Grand Opening Ceremony Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) Sumatera Barat secara virtual, Selasa (12/4/2022).

Baca juga: Ajang Belanja Produk Dalam Negeri Raih Rekor MURI, Luhut: Pemerintah The Biggest Buyer

Lebih lanjut Luhut bilang, komitmen pengadaan barang dan jasa melalui e-katalog itu telah melampaui target yang telah ditetapkan oleh pemerintah, yakni sebesar Rp 400 triliun.

"Ini akan punya dampak besar membangun perekonomian UMKM di daerah," ujarnya.

Melihat pentingnya peranan pengadaan barang dan jasa lokal itu, Luhut menekankan, kementerian/lembaga serta pemerintah daerah harus berbelanja produk dalam negeri minimal dengan porsi 40 persen.

Baca juga: Luhut Minta Pemerintah Pusat dan Pemda Beli Produk Dalam Negeri dan UMKM

"Saya berharap seluruh kementerian lembaga dan pemda gerak cepat agar belanja produk dalam negeri direalisasikan paling lambat 31 Mei 2022," tuturnya.

Adapun proses pengadaan tersebut didorong Luhut agar dilakukan melalui e-contract, guna mendukung upaya pembentukan ekosistem digitalisasi yang tertintegrasi antara satu sama lain.

"Yang membuat Indonesia akan menjadi lebih efisien, lebih efektif, lebih sedikit yang akan korupsi," ucap Luhut.

Baca juga: Luhut Minta Nadiem Masukan Kurikulum Cinta Produk dalam Negeri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Work Smart
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com