Perang antara Rusia dan Ukraina disebut telah menimbulkan isu-isu nyata baru yang dihadapi oleh berbagai negara, seperti lonjakan inflasi akibat terganggunya rantai pasok berbagai jenis komoditas.
"Apakah tema akan relevan? Saya bilang relevan masih. Tapi ada konsekuensi dari perang itu yang harus diselesaikan," ujar dia di Jakarta, Senin (6/6/2022).
Menurutnya, perang antara kedua negara Eropa itu berpotensi menimbulkan konsekuensi baru yang mengarah kepada krisis global yang lebih berat, terutama akibat kelangkaan energi, pangan dan keuangan.
Padahal, pada saat bersamaan krisis akibat pandemi belum selesai, terefleksikan dari beban utang, restrukturisasi, hingga masih rentannya kondisi perekonomian berbagai negara.
"Sekarang tugasnya adalah menyelaraskan agar tema tetap relevan sementara kita bisa mengantisipasi dampak dari perang. Karena ada perang, (temanya) bisa relevan, tapi situasinya harus diadjust," tutur Edi.
Seluruh negara anggota didorong untuk hadir
Guna menyeleraskan agenda utama Presidensi G20 Indonesia dengan isu-isu saat ini, Edi menilai, seluruh negara anggota G20 perlu hadir untuk menyuarakan kepentingannya.
Oleh karenanya, pemerintah mendorong semua negara anggota G20 untuk hadir dalam rangkaian pertemuan tahunan, termasuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang bakal digelar November mendatang, untuk membahas secara bersama isu-isu tersebut.
"Supaya relevan, semua harus hadir. Termasuk yang memicu perang harus hadir, yang menjadi korban pun kalau perlu hadir," kata Edi.
Lebih lanjut Ia menyebutkan, saat ini bukan saatnya negara-negara anggota menyuarakan boikot atau walk dari gelaran G20.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.