Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prinsip Hati-hati di Balik "Lonjakan" Kinerja Investasi Industri Asuransi Jiwa di RI

Kompas.com - 13/06/2022, 16:45 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat, imbal hasil investasi industri asuransi jiwa pada triwulan pertama tahun 2022 tumbuh 5 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Mengutip data AAJI, imbal hasil investasi asuransi jiwa pada triwulan pertama tumbuh sebesar 347,9 persen menjadi Rp 10,81 triliun. Tercatat, imbal hasil investasi pada triwulan pertama tahun 2021 masih ada di angka Rp 2,41 triliun.

Ketua Bidang Regulasi, Kepatuhan, dan Litigasi AAJI Rudy Kamdani menjelaskan, pertumbuhan tersebut sejalan dengan pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang signifikan.

"Pertumbuhan kinerja hasil investasi asuransi jiwa sejalan dengan peningkatan IHSG dari kisaran 5.900 menjadi 7.000," kata dia dalam konferensi pers paparan kinerja industri asuransi jiwa kuartal I-2022, Jumat (10/6/2022).

Baca juga: Premi Lesu, Pendapatan Industri Asuransi Jiwa Turun Jadi Rp 62,27 Triliun

Industri asuransi jiwa memang sedang mengalami tren lonjakan hasil investasi sekurang-kurangnya dalam tiga tahun terakhir.

Mengutip data kinerja AAJI, tercatat pada tahun 2021 imbal hasil investasi ada sebesar Rp 2,41 triliun. Angka ini naik 105 persen secara tahunan dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar negatif Rp 47,84 triliun.

Tahun lalu, peningkatan imbal hasil investasi industri asuransi jiwa dibopong oleh instrumen reksadana. Adapun, reksadana mengambil porsi sebanyak 33,5 persen dan mengalami pertumbuhan sebesar 16,9 persen secara tahunan menjadi Rp 170,95 triliun.

Sementara, aset penopang lainnya adalah saham dengan porsi sebesar 28,5 persen dan surat berharga negara (SBN) dengan porsi 17,5 persen.

Baca juga: Industri Asuransi Jiwa Bayar Klaim Covid-19 Sebesar Rp 3,32 Triliun pada Kuartal I-2022

Prinsip hati-hati selama ada pandemi

Tahun lalu, Ketua AAJI Budi Tampubolon melihat 3 aset terbesar dalam portofolio investasi tersebut masih akan mendominasi.

Ia mengungkapkan, tidak akan ada perubahan signifikan terhadap arah investasi tersebut.

"Saat ini mengutamakan kehati-hatian karena pandemi masih berlangsung sehingga dalam waktu dekat sampai akhir tahun kemungkinan tidak ada perubahan arah investasi,” ujar Budi.

Hal tersebut terbukti mujarab membuat imbal hasil investasi industri asuransi jiwa terus melonjak. Pada kuartal I-2022, portofolio investasi industri asuransi jiwa masih terdiri dari 3 besar instrumen investasi yakni reksadana, saham, dan SBN.

Adapun, pada kuartal I-2022 industri asuransi jiwa meletakkan investasi sebesar 29 persen ke reksadana, 27 persen ke saham pasar modal, dan sebanyak 23 persen pada surat berharga negara (SBN).

Portofolio investasi industri asuransi jiwa pada kuartal I-2022 kemudian diikuti dengan 6 persen deposito, sukuk korporasi sebesar 7 persen, dan lainnya sebesar 8 persen.

Lebih rinci, Rudy menjelaskan total investasi asuransi jiwa pada kuartal I-2022 mencapai Rp 545,79 triliun bertumbuh 6,8 persen secara tahunan. Adapun, jumlah total investasi pada triwulan pertama tahun 2021 sebesar Rp 511,03 triliun.

 

Peningkatan investasi di SBN

Rudi bilang, pada triwulan pertama tahun 2022, industri asuransi jiwa turut mendukung pembangunan negara dan stabilitas perekonomian negara melalui peningkatan investasi di SBN senilai Rp 123,03 triliun.

"Sekitar 29,6 persen dana kelola investasi ditempatkan pada instrumen yang dapat mendukung pembangunan negara seperti obligasi, sukuk, dan SBN," urai dia.

Ia menjelaskan, instrumen SBN tersebut meningkat sebesar 37,5 persen.

Sementara, Rudy mengurai asuransi jiwa juga menempatkan dana investasi pada instrumen saham maupun reksa dana sebesar total Rp 306,53 triliun. Angka ini turun 3,2 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama sebelumnya sebesar Rp 316,68 triliun.

"Total penempatan dana pada instrumen saham dan reksadana tersebut berkontribusi sebesar 56,1 persen dari total investasi," tandas dia.

Adapun, hasil investasi yang baik ini berdampak pada turunnya jumlah klaim penebusan nilai menyeluruh.

Hal ini menyebabkan, penebusan klaim sebagian nilai polis (partial withdrawal) dan polis berakhir (surrender) menurun.

Sampai kuartal I-2022 total klaim partial withdrawal sebesar Rp 4,25 triliun. Angka ini turun 31,4 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 6,2 triliun.

Sedangkan, total klaim surrender tercatat sebesar Rp 15,99 triliun. Angka ini turun sebesar 42,5 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 27,8 triliun.

"Penurunan penebusan polis partial withdrawal dan surrender menandakan kesadaran nasabah meningkat terhadap perlindungan jangka panjang produk asuransi jiwa," tandas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com