JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai impor pada Mei 2022 sebesar 18,61 miliar dollar AS. Secara bulanan, impor menurun 5,81 persen (month to month/mtm). Secara tahunan, nilai ini meningkat 30,74 persen (yoy).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto mengatakan, turunnya impor pada Mei 2022 dipengaruhi oleh susutnya impor beberapa komoditas, seperti mesin, perlengkapan elektrik dan bagiannya; serta besi dan baja.
"Mesin perlengkapan elektrik dan bagiannya turun 11,16 persen, serta besi dan baja -22,81 persen. Sementara penurunan impor migas karena turunnya nilai impor komoditas minyak mentah -43,21 persen," kata Setianto dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (15/6/2022).
Baca juga: Jokowi Marah dan Sedih, Uang Pajak Dipakai untuk Beli Produk Impor
Menurut penggunaan barang, impor seluruh sektor menurun. Impor barang konsumsi susut 10,77 persen (mtm), bahan baku/penolong anjlok 5,62 persen (mtm), dan barang modal -3,62 persen.
Susutnya impor barang konsumsi didorong oleh komoditas buah-buahan dan sayuran. Sementara untuk bahan baku utamanya didorong oleh berkurangnya impor bahan bakar mineral serta besi dan baja.
"Impor barang modal turun 3,62 persen, disumbang komoditas mesin, perlengkapan elektrik, dan bagiannya; serta kendaraan dan bagiannya," ungkap Setianto.
Baca juga: Jokowi Sedih jika Uang Rakyat Dibelanjakan Produk Impor
Dilihat dari komoditas HS 2 digit, jenis barang impor yang meningkat, yakni gula dan kembang gula; bahan bakar mineral; daging hewan; logam mulia, perhiasan/permata; serta pupuk.
Setianto bilang, komoditas gula dan kembang gula (HS 17) menjadi produk dengan nilai impor paling tinggi, yakni bertambah 106,8 juta dollar AS atau 18,22 persen (yoy). Negara asal barangnya adalah Thailand, Brazil, dan Mesir.
Sedangkan HS 2 digit yang melandai, antara lain ampas dan sisa industri makanan, besi dan baja; serta mesin dan peralatan elektrik serta bagiannya.
"Penurunan yang terbesar adalah mesin dan peralatan elektrik serta bagiannya (HS 85) sebesar 254,9 juta dollar AS atau -11,16 persen. Negara asal barang dari Singapura, China, dan Hong Kong," ungkapnya.
Baca juga: Jokowi Kecewa, Pemerintah Pusat dan Daerah Lebih Suka Belanja Produk Impor
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.