Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ikut-ikutan The Fed, BI Masih Pertahankan Suku Bunga Acuan

Kompas.com - 23/06/2022, 14:47 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah tren kenaikan suku bunga acuan bank sentral di dunia, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR). Hal ini guna mempertahankan momentum pemulihan ekonomi nasional.

Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 22-23 Juni 2022 memutuskan untuk kembali mempertahankan suku bunga acuan BI7DRR di level 3,5 persen.

Selain itu, bank sentral juga memutuskan untuk mempertahankan suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25 persen.

Baca juga: Imbas Kenaikan Suku Bunga, JPMorgan Pangkas Ratusan Karyawan

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indoesia pada tanggal 22 dan 23 Juni 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Revese Repo Rate sebesar 3,5 persen," ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers hasil RDG Juni 2022, Kamis (23/6/2022).

Perry menjelaskan, keputusan bank sentral untuk mempertahankan suku bunga acuan sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan pengendalian inflasi.

"Serta tetap mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah naiknya tekanan eksternal terkait dengan meningkatnya risiko stagflasi di berbagai negara," tutur dia.

Sebelumnya bank sentral AS, Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi di kisaran 1,5 persen sampai dengan 1,75 persenpada hari Rabu (15/6/2022) waktu setempat. Kenaikan suku bunga ini merupakan kenaikan paling tinggi sejak tahun 1994, sebagai upaya untuk menekan inflasi AS yang cukup tinggi.

Kebijakan serupa juga diikuti oleh Bank Sentral Swiss (SNB), Kamis (16/6/2022) yang menaikkan suku bunga acuannya untuk kali pertama sejak 2015. Dalam pengumuman yang mengejutkan pasar, SNB menaikkan suku bunga acuannya sebesar 0,5 persen atau 50 basis poin (bps), meski besaran suku bunga acuan tetap berada di wilayah negatif, yaitu minus 0,25 persen.

Sementara Bank Sentral Inggris (BoE) juga menaikkan lagi suku bunga acuannya untuk kali kelima berturut-turut pada tahun ini, ke level 1,25 persen. Ini adalah level tertinggi suku bunga acuan BoE sejak krisis keuangan global pada 2009.

Indikator penahan kenaikan suku bung acuan BI

Perry melaporkan beberapa indikator yang mendorong penahanan suku bunga acuan.

1. Neraca pembayaran

Indikator pertama yakni neraca pembayaran yang diproyeksi tetap terjaga, sehingga mendukung ketahanan eksternal ekonomi nasional.

Bank sentral memproyeksikan, tren surplus transaksi berjalan akan berlanjut pada kuartal II-2022, selaras dengan surplus neraca perdagangan yang berlanjut.

Data menunjukan, pada Mei 2022 neraca perdagangan RI mengalami surplus mencapai 2,9 miliar dollar AS, lebih rendah dibandingkan surplus bulan sebelumnya sebesar 7,6 miliar dollar AS.

2. Cadangan devisa RI

Selain itu, di tengah ketidakpastian global kinerja pasar keuangan nasional masih terjaga, tercermin dari arus modal investasi portofolio asing yang mencatatkan aliran modal masuk atau net inflow.

"Aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik mencatat net inflows. sebesar 1,5 miliar dollar AS pada triwulan II-2022 data hingga 21 Juni 2022," kata Perry.

Adapun posisi cadangan devisa RI dinilai masih tinggi sampai dengan akhir Mei 2022, yakni sebesar 135,6 miliar dollar AS, setara pembiayaan 6,8 bulan impor atau 6,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri.

"Posisi cadangan devisa yang tinggi ini berada di atas standar kecukupan internasional sebesar 3 bulan impor," katanya.

3. Nilai tukar rupiah

Sementara itu, nilai tukar rupiah tercatat mengalami depresiasi sebesar 1,93 persen pada 22 Juni 2022, dibandingkan dengan posisi akhir Mei 2022.

Sementara itu, secara tahun berjalan atau year to date (ytd) nilai tukar rupiah telah terdepresiasi sebesar 4,14 persen.

Perry menjelaskan, pelemahan itu sejalan dengan depresiasi mata uang regional, yang mengalami tekanan dari berbagai sentimen global.

"Depresiasi ini relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya," katanya.

4. IHK

Terakhir, indeks harga konsumen (IHK) dinilai tetap terkendali. Tercatat pada Mei 2022 terjadi inflasi sebesar 0,4 persen secara month to month dan 3,55 persen secara year on year.

Meskipun inflasi secara keseluruhan terus merangkak naik, komponen inflasi inti tercatat masih terjaga pergerakannya, yakni sebesar 2,58 persen secara yoy.

"Inflasi IHK pada 2022 diperkirakan sedikit lebih tinggi dari batas atas sasaran dan kembali ke dalam sasaran 3 persen plus minus 1 persen pada 2023," ucap Perry.

Baca juga: Terimbas Kenaikan Suku Bunga The Fed, Aliran Modal Asing Keluar dari RI Rp 7,34 Triliun Selama Sepekan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com