Djum menjelaskan bahwa setiap ingin membeli investasi, pastikan kita mengetahui siapa pengawasnya. Hal ini memang tidak menjamin keamanan seratus persen, tetapi minimal ada pengawas yang bisa menjaga agar uang kita tetap aman.
Adanya keinginan untuk ikut-ikutan yang sebenarnya menjebak banyak anak muda untuk turut membeli saham tanpa mempelajarinya secara detail.
Baca juga: Gaji Besar di Usia Muda, Memang Bisa?
Oleh karenanya, untuk pemula, Djum menyarankan untuk mengambil instrumen yang sederhana saja misalnya reksa dana pasar uang, obligasi yang retail, saham, emas, lalu properti.
Douglas Boneparth, CFP yang berbasis di New York City, mengungkapkan langkah untuk para investor newbie.
Pertama adalah identifikasi tujuan keuangan, yaitu dengan menentukan tujuan memiliki investasi, misalnya untuk kebutuhan masa pensiun.
Dalam hal ini kita harus mengidentifikasinya dan kemudian menghitungnya, menurut Boneparth pertanyakan, “Kapan ingin mencapai target itu dan berapa biayanya?” Terakhir, prioritaskan tujuan utama dengan kepentingan dan urgensi, baru mulai berinvestasi.K
Kedua adalah memahami arus kas keuangan diri karena hal ini penting untuk mengetahui berapa banyak uang yang diterima setiap bulan dan berapa banyak yang dikeluarkan. Dengan cara ini, tabungan dan investasi dapat berjalan konsisten.
Dan yang terakhir, yaitu miliki dana darurat. Pastikan kita memiliki cadangan uang tunai yang dapat digunakan dengan mudah sebelum memasukkan uang ke pasar. Ini adalah uang tunai yang dapat digunakan dalam waktu darurat.
Simak penjelasan Djum lebih lanjut dalam siniar Cuan “Jebakan untuk Investor Newbie”. Ikuti juga siniarnya agar kamu terus terinfo perihal keuangan, investasi, asuransi hingga cara cari cuan hingga untung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.