JAKARTA, KOMPAS.com – ETF adalah istilah yang mungkin terdengar asing bagi sebagian investor pemula. Padahal, Exchange Traded Fund atau ETF adalah salah satu instrumen investasi yang diperdagangkan di bursa efek.
Exchange Traded Fund atau ETF adalah jenis reksa dana yang kinerjanya mengacu pada indeks tertentu dan diperjualbelikan layaknya saham di bursa yang dapat dicermati pergerakannya.
Dikutip dari laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), ETF adalah reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di bursa efek.
Baca juga: Cara Bayar Indihome lewat ATM BCA, BRI, BNI, dan Mandiri dengan Mudah
Meskipun pada dasarnya ETF adalah reksa dana, produk ini diperdagangkan seperti saham-saham yang ada di bursa efek. ETF adalah penggabungan antara unsur reksa dana dalam hal pengelolaan dana dengan mekanisme saham dalam hal transaksi jual maupun beli.
Dengan kata lain, ETF adalah jenis reksa dana yang langsung dicatat dan diperdagangkan di bursa efek layaknya saham. Karena diperdagangkan di bursa, ETF bisa dibeli setiap saat tanpa harus mendatangi manajer investasi atau agen penjualnya.
Artinya, investor dapat langsung membeli ETF di aplikasi online trading perusahaan sekuritas yang dimiliki dengan mengetikkan kode ETF yang ingin dibeli. ETF adalah salah satu produk pasar modal yang sangat likuid dan terjangkau.
ETF adalah instrumen investasi kolektif seperti halnya reksa dana, namun perdagangannya dilakukan di bursa saham dan dilakukan dengan sistem jam operasional yang sama dengan bursa saham. Untuk itu, perhitungan Nilai Aktiva Bersih (NAB) ETF dilakukan pula selama jam perdagangan berlangsung.
Baca juga: Watsons 8.8 Shopathon Kembali Digelar, Cek Promonya
ETF adalah reksa dana yang kinerjanya mengacu pada indeks tertentu. ETF ditujukan untuk memperoleh hasil investasi sesuai atau bahkan melampaui kinerja pasar. Karena itu, yang menjadi acuan dari produk ini adalah indeks saham.
Meski ETF adalah salah satu jenis reksa dana, namun ada perbedaan mencolok di antara kedua produk ini. Berikut adalah beberapa perbedaan ETF dan reksa dana biasa:
ETF adalah diperdagangan secara langsung di bursa efek seperti saham, sehingga ETF bisa dibeli melalui perusahaan efek (broker). Sedangkan reksa dana adalah dibeli lewat manajer investasi atau agen penjual reksa dana (APERD).
Baca juga: Limit Transfer BRI Berdasarkan Jenis Kartu ATM dan Transaksinya
Kedua, perbedaan reksa dana biasa dengan ETF adalah dilihat dari sisi minimum pembelian. Di pasar primer, minimum pembelian ETF adalah 1.000 lot (100.000 unit) dan di pasar sekunder 1 Lot (100 unit). Sedangkan minimum pembelian reksa dana adalah 1 unit.
Biaya transaksi ETF adalah sesuai dengan biaya komisi broker/broker fee. Sedangkan biaya transaksi reksa dana dalam hal pembelian dan penjualan kembali umumnya antara 1 hingga 3 persen.
Risiko transaksi ETF dapat dikontrol (lebih rendah) karena transaksi jual beli ETF adalah dapat dilakukan setiap saat selama jam bursa berlangsung. Anda dapat selalu mengontrol performa instrumen ETF selama jam bursa masih aktif. Sedangkan risiko reksa dana ada pada manajer investasi dari pengelolaan portofolio.
Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan (NAB/UP) ETF adalah dilakukan setiap saat selama jam perdagangan di BEI. Sedangkan perhitungan NAB/UP reksa dana dilakukan satu kali setelah penutupan jam perdagangan di BEI.
Baca juga: Momen Bahagia Supir Taksi, Bisa Naik Haji hingga Kuliahkan Tiga Anaknya Berkat Blue Bird
Harga ETF dapat dilihat secara langsung (real time) selama jam bursa. Sedangkan harga reksa dana tidak bisa dilihat secara langsung pada saat transaksi. Investor tidak bisa langsung melihat reksa dana yang dibelinya dalam portofolio pada hari transaksi. Karena penghitungan NAB/UP reksa dana melalui proses atau mekanisme yang cukup panjang.
Underlying ETF adalah indeks acuan, sedangkan reksa dana adalah saham. Settlement ETF T+2 (dua hari setelah transaksi dilakukan), sementara reksa dana T+7 (tujuh hari setelah transaksi dilakukan).
Berikutnya yang membedakan antara reksa dana dan ETF adalah ETF memiliki dealer partisipan. Yaitu anggota bursa yang bekerja sama dengan manajer investasi pengelola ETF untuk melakukan penjualan atau pembelian unit penyertaan ETF. Sedangkan pada reksa dana tidak ada dealer partisipan.
Baca juga: BPKP: Audit Tata Kelola Timah dalam Rangka Perbaikan
Adapun keunggulan investasi pada ETF adalah sebagai berikut:
Keunggulan pertama dari ETF adalah dapat dibeli dan dijual kapan pun selama jam perdagangan seperti halnya saham.
Kedua, keunggulan dari ETF adalah dari sisi biayanya. Management fee ETF relatif lebih rendah dibanding reksa dana. Selain itu, biaya transaksi ETF di pasar sekunder sesuai dengan komisi broker, dan risiko rendah karena likuiditas terjamin.
Keunggulan lain dari ETF adalah cakupannya luas. Punya 1 ETF artinya sama dengan punya puluhan saham-saham unggulan. ETF yang ditawarkan juga variatif. Per Mei 2021, ada 47 produk ETF yang tercatat di bursa.
Baca juga: Cara Bayar Pembelian Beli Emas Antam di Bank BCA
Selain itu, keunggulan lain dari ETF adalah transparan. Informasi mengenai ETF dan saham-sahamnya dapat diakses kapan saja dan dimana saja.
Pengelolaan ETF untuk jangka pendek dilakukan oleh manajer investasi melalui trading secara aktif. Manajer investasi memegang peran penting untuk mengelola struktur indeks agar melampaui indeks acuan.
Oleh sebab itu, pengelolaan aktif ini berguna untuk keuntungan yang lebih banyak dalam jangka pendek.
Lain hal dalam pengelolaan ETF pasif yang berguna untuk jangka panjang. Pengelolaan ETF pasif dilakukan dengan mengikuti indeks acuan.
Manajer Investasi lebih jarang bertransaksi karena struktur ETF-nya diganti hanya ketika bursa memberikan pengumuman pergantian indeks.
Baca juga: Cara Cek Tagihan Listrik lewat PLN Mobile, Mudah dan Praktis
Dikutip dari pemberitaan Kompas.com sebelumnya, meski memiliki banyak kelebihan, namun ETF juga memiliki kekurangan. Adapun kekurangan ETF adalah sebagai berikut:
Ketika Investor menjual Reksa dana ETF-nya di bursa efek, terdapat biaya pajak yang harus dibayarkan kepada Pemerintah. Besar pajaknya adalah final 0,1 persen dari nilai penjualan.
Ketentuan tersebut tidak lagi melihat apakah investor mendapatkan keuntungan atau kerugian dari penjualannya. Tentu saja hal ini berbeda bila kamu membeli reksa dana yang bukan objek pajak.
Dalam ETF, terdapat selisih antara harga jual dan harga beli unit penyertaan. Tentu berbeda dengan Reksa dana biasa yang selalu dibeli dan dijual kembali pada NAB. Investor ETF yang menjual unit pernyertaannya harus menanggung biaya yang merupakan selisih antara harga jual dan harga beli.
Baca juga: Luhut Beberkan Data-data, Bantah Indonesia Dikontrol China
Demikian penjelasan singkat tentang apa itu ETF, keunggulan, dan bedanya dengan reksadana biasa. ETF adalah salah satu jenis instrumen investasi yang menjadi pilihan investor.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.