Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/08/2022, 17:15 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Garuda Indonesia {Persero), Irfan Setiaputra mengungkapkan, selama pandemi Covid-19 membuat maskapai Garuda menyadari banyak kekurangan.

"Pandemi ini sebenarnya membuka kotak Pandora buat Garuda. Jadi sebuah keniscayaan terjadi selama pandemi ini membuka mata kita bahwa so many things that missed. Kita ini adalah national flag carrier, kita ini mesti mengedepankan be Indonesia, values, nature's," katanya secara virtual dalam Sustainability Compass: Peran Nilai-nilai Tantangan Global, Selasa (9/8/2022).

Kekurangan kedua lanjut Irfan adalah industri maskapai memberikan pengaruh negatif terhadap lingkungan. Lantaran penerbangan dari Indonesia ke negara luar membutuhkan 100 ton bahan bakar avtur.

Baca juga: Erick Thohir: Dapat PMN Rp 7,5 Triliun, Garuda Bisa Sewa Pesawat yang Benar, Bukan yang Bohong

Maka dari itu, maskapai pelat merah ini dalam waktu dekat akan menerapkan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan.

"Yang kedua, airlines ini biang kerok paling tinggi untuk persoalan terkait dengan ekosistem. Ini mengganggu. Saya sebagai orang luar dan ini terus-menerus kita diskusikan. Membawa pesawat Garuda dari Jakarta ke Amsterdam itu saya harus membawa 100 ton bahan bakar," kata Irfan.

"Tentu saja kami di komunitas airlines senantiasa melakukan komitmen untuk terus-menerus terlibat di dalam persoalan enviroment. Garuda dalam waktu dekat, stay tuned saja bahwa kita akan mencoba menerbangkan pesawat kita dengan bio fuel," lanjut dia.

Selain penggunaan bahan bakar ramah lingkungan, Garuda Indonesia akan mengganti peralatan makan dengan bahan daur ulang (recycle). Alat makan ini kata Irfan telah dipesan dan akan segera digunakan oleh penumpang.

Baca juga: Garuda Indonesia Tekan Kerugian Hingga 42 Persen di Kuartal I-2022

"Kita juga ingin partisipasi terhadap perubahan barang-barang di dalam pesawat. Jadi, dalam waktu dekat kita bisa eksekusi. Anda kalau makan di Garuda akan pakai sendok dan garpu yang recycle, kayu bukan plastik lagi. Ini kita lagi order," kata dia.

Selama pandemi pula, Garuda Indonesia pun merambah bisnis kargo untuk mempertahankan kinerja keuangan perusahaan. Bisnis kargo yang dilayani selain rute domestik juga dapat melakukan ekspor.

"Terakhir, adalah bagaimana kita meningkatkan keberadaan kita di dalam society. Jadi Garuda dalam satu atau dua tahun terakhir ini, karena memang jumlah penumpang sedikit, kita kemudian shift our shade to be a cargo export transporters. Kita punya beberapa penerbangan cargo khusus dari kota-kota di Indonesia khusus membawa produk-produk lokal kita," ungkap Irfan.

Baca juga: Garuda Indonesia Kembalikan 2 Pesawat Bombardier CRJ-1000 ke Lessor

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com