Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuota BBM Subsidi Menipis, Pertamina Bakal Batasi Pembelian?

Kompas.com - 15/08/2022, 14:05 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pertamina mengungkapkan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi menipis. Oleh karena itu, Pertamina menilai pembatasan pembelian BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar harus segera dilakukan.

“Kuota (BBM subsidi) yang tersisa tidak terlalu banyak per Juli 2022, karena yang Agustus masih on going,” kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, kepada Kompas.com, Senin (15/8/2022).

Pertamina mengatakan pembatasan konsumsi BBM subsidi akan lebih efektif jika mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) 191 tahun 2014 tentang penyediaan, pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak yang tengah direvisi.

Baca juga: Bahlil Sebut Siap-Siap Jika Harga BBM Naik, Ini Kata Sri Mulyani

Pertamina mencatat sampai dengan bulan Juli 2022, BBM subsidi jenis solar yang sudah tersalurkan sejumlah 9,9 juta kilo liter, sementara kuotanya 14,9 juta kilo liter. Sementara itu, BBM subsidi jenis Pertalite, sudah tersalurkan 16,8 juta kilo liter dari kuota 23 juta kilo liter.

Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Saleh Abdurrahman mengatakan kuota BBM subsidi menipis akibat pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Dia bilang, pertumbuhan ekonomi tersebut meningkatkan mobilitas dan kebutuhan akan energi.

“Sebabnya adalah ekonomi tumbuh. Aktifitas masyarakat naik dan kebutuhan energi naik. Tidak hanya BBM saja, tapi listrik juga kan,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Baca juga: Sri Mulyani Minta Pertamina Kendalikan BBM Subsidi Pertalite-Solar agar APBN Tidak Jebol

Sebelumnya, Meteri Keuangan Sri Mulyani meminta Pertamina untuk mengendalikan penyaluran BBM bersubsidi. Hal ini karena kuota BBM subsidi menipis bisa membebani APBN, karena nilai subsidi akan membengkak dari sebelumnya yang sudah mencapai Rp 502 triliun.

“Ini kan berarti akan ada tambahan di atas Rp 502 triliun yang sudah kami sampaikan," ucap wanita yang akrab disapa Ani tersebut.

Stok Pertalite kosong

Stok Pertalite kosong di beberapa SPBU. Hal ini sempat viral, bahkan banyak diunggah oleh beberapa pengguna sosial media.

Baca juga: Kuota BBM Subsidi Menipis, Bisa Terjadi Kelangkaan Solar dan Pertalite?

Terkait Pertalite kosong, Area Manager Comm Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Eko Kristiawan mengatakan, stok pertalite kosong terjadi terjadi akibat keterlambatan pengiriman di tengah konsumsi bahan bakar yang meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

“Jadi begini (soal stok Pertalite kosong di SPBU), kemarin sempat terjadi keterlambatan pengiriman ke SPBU karena kendala teknis. Saat ini stok BBM termasuk pertalite dalam keadaan aman dan mencukupi kebutuhan, termasuk stok di SPBU,” ujar Eko kepada Kompas.com Jumat (12/8/2022).

Meskipun saat ini terjadi peningkatan konsumsi bahan bakar secara harian, Pertamina melalui Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat memastikan stok Pertalite masih aman untuk 15 hari ke depan di wilayah DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.

Baca juga: BERITA FOTO: Kuota BBM Subsidi Menipis, Akan Habis September 2022

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com